Umar Al-Faruq

Baca juga :
Rasulullah memberikan gelar al faruq karena Umar bin Khattab mampu membedakan yang benar dan yang batil. Rasulullah bersabda :
“Allah telah menempatkan kebenaran di lisan dan hati Umar, dialah al faruq yang memisahkan yang haq dan yang batil.”
(Hr Ahmad).
Ketegasan Umar bin Khattab dalam banyak hal menunjukkan bahwa gelar pemberian Rasulullah tersebut sangat tepat. Di saat orang lain ragu, Umar bin Khattab berani maju dan sering kali bahasa yang keluar dari lisannya ketika ada yang "melecehkan" Islam adalah “wahai Rasulullah, ijinkan aku tebas lehernya dengan pedang.” Pada ahirnya kelak dipilih "menggantikan" Abu Bakar sebagai kepala negara. Ada banyak ragam makna al faruq; pembeda, yang memisahkan, penjaga.
Hari-hari pertama masuk Islam, Umar bin Khattab bertanya kepada Rasulullah. “Wahai Rasulullah, bukankah kita hidup dalam kebenaran dan mati dalam kebenaran?”
Rasulullah menjawab tegas, “Ya. Demi Allah, hidup dan mati kita dalam kebenaran.”
“Jika demikian, mengapa kita sembunyi-sembunyi dalam mendakwahkan ajaran kita. Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, telah tiba saatnya untuk keluar.”
Rasulullah mengamini usulan Umar. Maka itulah kali pertama umat Islam menampakkan diri secara terang-terangan. Para sahabat dibagi menjadi dua barisan; satu barisan dipimpin Hamzah dan satu barisan dipimpin Umar. Kemudian mereka menuju ka’bah dan tak satu pun orang Quraisy berani mengganggu mereka. Sejak saat itulah Umar dipanggil dengan julukan al faruq.
Pengangkatan Umar bin Khattab merupakan fenomena baru yang berbeda dengan proses pengangkatan sebelumnya dengan melewati perdebatan yang "sengit" dikalangan sahabat² senior. Umar diangkat melalui rekomendasi atau wasiat dari khalifah sebelumnya yakni Abu Bakar. Walaupun melalui rekomendasi tetap saja Abu Bakar memusyawarahkan keputusannya tersebut kepada para sahabat. Sahabat yang terlibat adalah 4 orang dari 10 sahabat (العشرة المبشرون بالجنة‎ ) al asyaratu al mubasysyaruna bil jannati), Para Sahabat yg dijamin syurga. Abdul Rahman bin Auf, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib.
- Abu Bakar menanyakan kepada Abdurrahman tentang Umar, menurut Abdurrahman, Umar adalah orang yang mempunyai pandangan terbaik, namun Umar terlalu keras. Kemudian
- Abu Bakar menanyakan hal yang sama terhadap Utsman.
Menurut Utsman, Umar adalah orang yg mempunyai isi hati yang baik dibandingkan dengan lahiriahnya dan tidak ada orang yang sepertinya di kalangan umat Islam.
- Selanjutnya Abu Bakar menanyakan kepada Ali, Ali berpendapat bahwa Umar adalah orang yang keras, Abu Bakar bahwa setelahku butuh orang yang keras.
Setelah itu Abu Bakar mengumpulkan umat Islam dan meminta mereka untuk membaiat Umar. Umat Islam kemudian membaiat Umar dengan penuh ketaatan. Dalam sambutan pertamanya, Umar memohon kepada Allah agar diberi kekuatan dalam menjalankan pemerintahan.
Menurut Al-Baihani, Abu Bakar memilih Umar sebagai penggantinya berdasarkan beberapa pertimbangan,sebagai berikut :
Umar pada saat itu adalah wakil dari khalifah Abu Bakar. Ia mempunyai peran yang sangat besar dalam pemerintahan Abu Bakar, selain itu Umar merupakan orang kepercayaan Abu Bakar.
Umar adalah orang yg selalu patuh akan perintah Abu Bakar. Menurut Umar apa yang diperintahkan Abu Bakar adalah sebuah kebijakan yg tepat dan disukai Nabi. Sehingga jiwa Abu Bakar dan Umar adalah seolah-olah "satu" walau berada dalam dua jasad.
Umar adalah orang yang paling dipercayai Abu Bakar daripada sahabat yang lain. Menurut Abu Bakar, Umar adalah orang yg memiliki pemikiran yang cemerlang, keluasan ilmu, keimanan yg kuat dan sikap yang tegas, walau begitu Umar adalah memiliki jiwa yg lembut.
"Walaupun" kerap digambarkan dengan ketegasan cenderung ke sifat yang keras, namun Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang welas asih, pemimpin yang sadar akan kewajiban-kewajibannya. Dan atas kesadarannya itu pula, Umar pernah membuat sebuah keputusan penting terkait hajat biologis tentara perangnya.
Hal ini merupakan bentuk perhatian lain dari Umar bin Khattab atas pasukan muslim dan keluarga mereka adalah, ketika suatu saat Umar bin Khattab melakukan thawaf dan mendengar seorang perempuan melantunkan sebuah syair kerinduan pada sang suami.
Maka Umar menghampirinya dan bertanya, “Apa yang terjadi padamu?”
“Sesungguhnya suamiku telah lama bertugas dan aku merindukannya.”
Umar segera menemui Ummul Mukminin Hafshah yang merupakan putrinya yg dipersunting Rasulullah. “Wahai Hafshah aku ingin bertanya tentang sesuatu yang membebani pikiranku. Berapa lama seorang perempuan merindukan belaian suaminya (ketika ditinggal pergi)?”
Hafshah lantas menutupi kepalanya karena malu.
Maka, Umar berkata, “Sesungguhnya Allah tak pernah malu atas sebuah kebenaran.”
Maka Hafshah memberi isyarat tiga atau empat bulan. Maka Umar kemudian mewajibkan kepada setiap pasukan untuk tidak ditugaskan lebih dari empat bulan.
Atas kejadian itu kemudian diberlakukan kebijakan rotasi pasukan muslim di tempat tugas. Mereka secara bergantian diistirahatkan dan tidak diperbolehkan terlalu lama di tempat tugas. Ini adalah bentuk perhatian Umar selaku khalifah kepada pasukannya. Agar mereka tetap dapat berlaku adil kepada keluarga mereka termasuk dalam hal kewajiban dan hak biologis mereka.
Semasa kekuasaanya wilayah Islam sudah meliputi seluruh wilalah Jazirah Arabiyah, sebagian Asia kecil, Afrika Utara, bahkan sampai ke Eropa. Umar bin Khattab sangat dicintai oleh umat Islam karena keadilan dan kesederhanaannya, begitu juga dia disegani oleh kawan maupun lawan karena keberaniannya. Hampir setiap malam, Umar berkeliling kota Madinah untuk mengetahui keadaan rakyat, apakah masih anak² yang menangis kelaparan. Agaknya sikap dan tipe seorang pemimpin, sempurna terdapat dalam diri Umar bin khattab , "tanpa bermaksud mengecilkan keberadaan yang lain sesudah Rasulullah".
Suatu ketika, Hurmuzan seorang penasehat Kisra Persia datang berkunjung, ketika memasuki kota Madinah ia mengenakan mahkota terbuat dari emas berhiaskan batu permata serta berpakaian sutra kebesaran yang indah.Maka berangkatlah penasehat Kisra tersebut bersama rombongnnya menuju kota Madinah. Sepanjang perjalanan, sang dia membayangkan alangkah megah dan hebatnya istana Umar mengingat daerah kekuasaannya yang begitu luas meliputi dua pertiga dunia. Tentulah pemasukan pajak laur biasa besarnya untuk sang khalifah. Sehingga fikiran ini membuat sang Kisra merasa rendah diri (inferor) ketika hendak menemui sang Khalifah.
Setelah beberapa hari menempuh perjalanan, sampailah penaasehat Kisra Persia bersama rombongannya ke kota Madinah. Ketika sampai di gerbang kota Madinah, dia bertanya kepada penduduk tentang istana Khalifah. Akan tetapi, semua penduduk menjawab “Khalifah tidak mempunyai istana”. Kisra merasa sangat heran dengan jawaban masyarakat Madinah. Akhirnya Kisra bertanya tentang Umar bin Kahttab, di mana dia bisa menemuinya. Salah seorang penduduk memberitahukan agar mencari Umar di sebuah desa yang ada di Kota Madinah, Umar sedang duduk di bawah sebuah batang korma.
Sesuai petunjuk penduduk itu, berangkatlah penasehat Kisra ini bersama rombongannya menuju desa dimaksud untuk bertemu dengan Umar. Alangkah terkejutnya penasehat Kisra ketika mendapatkan Umar sedang tertidur sendirian di bawah sebatang pohon korma. Setelah mengucapkan salam penasehat Kisra mengucapakan suatu bait indah indah dan popular kemudian hari kepada Umar bin Khatab;
امنت لما أقمت العدل بينهم فنمت نوم قريرالعين هانيها
“Dikarenakan engkau telah berbuat adil terhadap rakyatmu, maka engkau merasa aman dan tentram, sehingga engkau bisa tidur dengan tenang dan nyenyak tanpa rasa takut”.
(Daulah Khulafaur Rasydin)

واالله اعلم

Semoga bermanfaat

Baca juga: 


Comments

Popular posts from this blog

Wali Malamatiyyah

Bait Syair Yang Terukir Di Gembok Makam Rasulullah SAW

Pemimpin Cerminan dari Rakyatnya