Musik Yang Haram versi Jalaludin Ar- Rumi
Topik menarik :
• Karomah Umar Bin Khatab
Diriwayatkan didalam Sahih Bukhari, salah seorang shahabat bernama Amir bin ‘uquq ra, memimpin perjalanan, ketika memimpin di baris paling depan maka Amir bin ‘Uquq ini membaca syair², menyemangati hadirin yang ikut didalam shaf-shaf (barisan) Nabi, ketika selesai membaca syair-syair, Rasul bertanya :
Diriwayatkan didalam Sahih Bukhari, salah seorang shahabat bernama Amir bin ‘uquq ra, memimpin perjalanan, ketika memimpin di baris paling depan maka Amir bin ‘Uquq ini membaca syair², menyemangati hadirin yang ikut didalam shaf-shaf (barisan) Nabi, ketika selesai membaca syair-syair, Rasul bertanya :
"Man farih hadza? Siapa itu yang membaca syair paling depan?
Maka orang² berkata : Amir bin ‘Uquq ya Rasulullah.
Rasul menjawab : “Yarhamhullah” Allah SWT melimpahkan rahmat kepadanya.
Selain Amir bin 'Uquq, masyhur Hasan bin Tsabit, Abdulah bin Rawahah adalah penyair yang dimiliki umat muslim di jaman Rasulullah, syair juga merupakan senjata ampuh untuk menghancurkan moral musuh, dan bisa juga sebagai peyemangat kaum muslimin, itu artinnya syair yg baik selama redaksi kalimat nya ma'ruf (manfaat) juga kesukaan Baginda Nabi saw. Lantas adakah ulama kemudian yg mengunakan syair sebagai sarana "dakwah" ?
Kepanikan melanda Asia Tengah antara tahun 1215-1220 M. Di tengah situasi nan mencekam, penduduk kota Balkh, Afghanistan, berbondong-bondong mengungsi. Mereka bergegas meninggalkan tanah kelahirannya untuk menyelamatkan diri dari kebiadaban pasukan tentara Mongol. Pasukan Hulagu Khan itu dengan membabi buta menghancurkan kota² Islam di wilayah Khurasan Raya.
Sebuah keluarga ulama terkemuka bernama Bahauddin Walad Muhammad bin Husain kemudian memutuskan untuk hijrah ke Anatolia (wil Turki sekarang). Di tengah perjalanan saat melintasi Kota Nishapur, Iran, keluarga itu bertemu dengan seorang penyair Persia terkemuka, Fariduddin Attar.
Attar terkagum-kagum saat melihat seorang bocah berusia delapan tahun yang tengah berjalan di belakang sang ayah.
Tiba-tiba, dari mulut Attar terucap sebuah kalimat :
‘’Tengah datang ke sini sebuah lautan (sang ayah) yg di belakanganya diikuti sebuah samudra (si bocah).’‘
Sang penyair besar itu pun meramalkan kelak si bocah akan menjadi tokoh spiritual yang besar. Sang penyair besar itu lalu menghadiahkan sebuah kitab yg ditulisnya bertajuk "Asrarnama" kepada anak kecil itu. Berbilang tahun, ramalan Attar itu akhirnya menjelma menjadi sebuah kenyataan.
Ketika menginjak usia dewasa, bocah cilik itu benar² menjadi salah satu tokoh spiritual dan penyair sufi terbesar dalam sejarah peradaban Islam. Sang penyair sufi legendaris itu bernama Jalaluddin Ar Rumi. Nama lengkapnya Maulana Jalaluddin Muhammad bin Muhammad Al Balkhi Al Quniwi. Lahir pada tanggal 30 September tahun 1207 M di Balkh (sekarang wilayah Afghanistan).
Jalaluddin Rumi adalah seorang pujangga atau penyair Muslim abad ke -13. Ia lebih dikenal sebagai seorang sufi mistic. Rumi telah diakui sebagai seorang ahli spiritual terbesar dan penyair intelek yang hebat sepanjang sejarah.
Hasil karya besarnya berupa syair telah dikenal sangat baik oleh seluruh dunia, khususnya di kalangan pujangga Persia, Afghanistan, Iran dan Tajikistan. Beberapa syair Rumi juga sangat populer di seluruh dunia dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Mungkin tidak banyak masyarakat yang tahu ar Rumi juga menciptakan sebuah tarian yang dinamakan "Sema", para penari bergerak berputar tanpa henti mengenakan pakaian putih berlengan panjang, dan bawahan seperti rok lengkap dengan celana dan kepala ditutup dengan penutup kepala seperti peci namun bentuknya lebih tinggi,.
Sema memiliki arti Malam Persatuan.
Sebelum melakukan Tarian Sema, terlebih dulu acara dimulai dari salat subuh dan pembacaan al Quran. Pakaian yang dikenakan para penari ternyata tidak lepas dari filosofi yang memiliki arti mendalam.
Pakaian putih melambangkan kafan yang akan jadi pakaian terakhir umat muslim ketika wafat, dan topi tinggi penutup kepala melambangkan makam.
Para penari Sema diiringi oleh Darwis (pemain musik) yang memainkan ney dan rebap instrumen tiga senar. Gerakan berputar-putar dilakukan selama 10 menit tanpa henti. Kemudian setelah 10 menit, penari berhenti berputar, lalu berlutut. Setelah itu berdiri dan mulai berputar lagi diulang sebanyak 4 kali.
Kepiawaian Ar Rumi dalam "bermain kata"(syair) begitu menawan. Ada sebuah hadist riwayat Bukhari :
“Tidaklah mukmin orang yang kenyang, sementara tetangganya lapar sampai ke lambungnya.”
Dalam riwayat lain dengan redaksi kalimat :
Tidaklah beriman kepadaku orang yang kenyang semalaman sedangkan tetangganya kelaparan di sampingnya, padahal ia mengetahuinya."
(Hr at Thabrani).
Ar Rumi meyadurnya dengan redaksi kalimat yg memukau, Maulana Jalaluddin Rumi berkata : “Musik apa yg haram?” Beliau bertanya kepada ke murid-muridnya yang akan menarikan tarian Sema yg selalu dibawakan oleh para Darwis.
Maulana Rumi pun menjawab sendiri : “Musik yang haram itu adalah beradunya sendok dan garpu orang kaya di meja makan yang terdengar oleh tetangganya yang miskin”.
Syair² besutannya-pun terekam apik :
"Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka, maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan. Begitulah caranya jika engkau hanya mampu merangkak, maka merangkaklah kepadaNya
Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk, maka tetaplah persembahkan doamu yang kering, munafik dan tanpa keyakinan, karena Tuhan, dengan rahmatNya akan tetap menerima mata uang palsu-mu..."
(Sekilas Ar Rumi).
والله اعلم
Comments
Post a Comment