Bahlul Sigila Yang Bijak
Bahlul bin Amr ash-Shairafi Abu Wahib (w. 190 H) merupakan seorang hukama yang alim. Ia lahir dan besar di Kufah pada masa khalifah Harun ar-Rasyid dan beberapa khalifah lainnya. Pada mulanya, Bahlul termasuk seseorang yang cerdas intelektualnya. Akan tetapi, Ia mengalami gangguan jiwa sehingga dikenal dengan laqab al-majnūn (si gila). Namun, meskipun Bahlul mengalami schizophrenia, Ia bukan hanya mampu menyairkan aforisme yang penuh hikmah, tetapi juga petuah-petuah bijak. Menjadi seseorang yang berbeda dengan orang pada mulanya menjadikan Bahlul sering terdiskriminasi. Cacian dan hinaan yang menyakitkan menjadi makanan kesehariannya. Sebutan “Bahlul al-Majnun” sering dilontarkan kepadanya untuk menertawakan dan mempermainkan dirinya. Sehingga Ia sering menyendiri di tempat kosong atau kuburan, karena merasa dirinya hina dan rendah.
Dikisahkan......
Pada suatu hari Harun Al-Rasyid lewat di pekuburan, dilihatnya Bahlul sedang duduk disana.
Berkata Harun Al-Rasyid kepadanya :
“Wahai Bahlul, kapankah kamu akan berakal/sembuh dari gila.. ?”
Mendengar itu Bahlul beranjak dari tempatnya dan naik keatas pohon, lalu dia memanggil Harun Al-Rasyid dengan sekuat suaranya dari atas pohon,
” Wahai Harun yang gila, kapankah engkau akan sadar….? “,
Maka Harun Al-Rasyid menghampiri pohon dengan menunggangi kudanya dan berkata : “Siapa yang gila, aku atau engkau yg selalu duduk dikuburan…?”
Bahlul berkata :
“Aku berakal dan engkau yang gila”,
Harun : “Bagaimana itu bisa…?”,
Bahlul : “Karena aku tau bahwa istanamu akan hancur dan kuburan ini akan tetap ada, maka aku memakmurkan kubur sebelum istana, dan engkau memakmurkan istanamu dan menghancurkan kuburmu, sampai- sampai engkau takut untuk dipindahkan dari istanamu ke kuburanmu, padahal engkau tahu bahwa kamu pasti masuk dalam kubur, maka katakan wahai Harun siapa yang gila di antara kita…?”.
Bergetarlah hati Harun, lalu menangis dengan tangisan yang sampai membasahi jenggotnya, lalu Harun berkata : “Demi ALLAH engkau yang benar, Tambahkan nasehatmu untukku wahai Bahlul”.
Bahlul : “Cukup bagimu Al-Qur’an maka jadikanlah pedoman”. Harun : “Apa engkau memiliki permintaan wahai Bahlul….? Aku akan penuhi”.
Bahlul : “Iya aku punya 3 permintaan, jika engkau penuhi aku akan berterima kasih padamu”.
Harun : “mintalah…”
Bahlul : 1. “Tambahkan umurku”.
Harun : “Aku tak mampu”,
Bahlul: 2. “Jaga aku dari Malaikat maut”.
Harun : “Aku tak mampu”,
Bahlul: 3. “Masukkan aku kedalam surga dan jauhkan aku dari api Neraka”.
Harun : “Aku tak mampu”.
Bahlul : “Ketahuilah bahwa engkau dimiliki (seorang hamba) dan bukan pemilik (Tuhan), maka aku tidak perlu padamu”.
*Kisah ini dikutip dari kitab yang berjudul عقلاء ﺍﻟﻤﺠﺎﻧﻴﻦ “Orang-orang Gila Yang Berakal”

Comments
Post a Comment