Waspada Pembelokan Sejarah





Akhir akhir ini muncul suatu penggiringan opini bahwa sejarah kerajaan kerajaan Islam di Nusantara ini ada kaitannya dengan Dinasti Usmaniyah di Turki. Untuk menggiring opini tersebut disebutlah bahwa Dewan Walisongo dibentuk oleh Dinasti Usmaniyah, Kerajaan Demak di sahkan oleh Usmaniyah, Raja Raja Mataram Islam dibawah kekuasaan Usmaniyah dan terakhir Pangeran Diponegoro dibantu laskar laskar Usmaniyah. Tujuan akhir penggiringan tersebut adalah untuk mendirikan Khilafah di Nusantara. Hati hati terhadap penggiringan opini tersebut.

Mari kita mulai belajar Sejarah. Dari jaman dulu Kerajaan Kerajaan di Nusantara itu merupakan kerajaan yang mandiri. Tidak berada dibawah kekuasaan atau pengaruh dari manapun. Ketika kerajaan Demak berdiri memang pernah mendapat pengakuan dari Dinasti Usmaniyah tahun 1479, tapi itu hanya hubungan diplomatik. Begitupula Sultan Agung dari Kerajaan Mataram yang mendapat gelar Sultan Abu Muhammad Al-Matarami. Itu semua hanya hubungan diplomatik. Hubungan diplomatik antar kerajaan merupakan suatu hal yang biasa. Kerajaan Sriwijaya (Hindu/Budha) pun menjalin hubungan diplomatik dengan Dinasti Umayyah di Damaskus.

Lalu dikatakan Walisongo bentukan Usmaniyah? Ini merupakan distorsi sejarah. Para Wali itu berasal dari berbagai wilayah seperti Champa (Bekas wilayah Majapahit), Aceh (Kerajaan Mandiri tidak berada dibawah kekuasaan manapun) dan harus dipahami bahwa Islam berkembang di Nusantara bukan lewat jalur Politik atau Kekuasaan, akan tetapi Islam berkembang pesat lewat jalur Kebudayaan dan Toleransi. Dua hal inilah yang membuat masyarakat berbondong bondong memeluk Islam.

Terakhir dikatakan Pangeran Diponegoro dibantu oleh Khilafah Usmaniyah ketika perang Jawa. Mari kita ketawa hehehe, yang membantu Diponegoro adalah Laskar para Ulama (Kyai dan Habaib), Santri dan rakyat asli Nusantara. Memang didalam pasukan Diponegoro disebut Turkio Bulkio, Pasha dan berbagai Istilah angkatan Perang Usmaniyah. Tapi itu hanya istilah istilah dalam kemiliteran yang mencontoh namanya saja. Laskar Pangeran Diponegoro adalah laskar yang berdiri diatas kaki sendiri dan bukan dibawah pengaruh dan kekuasaan manapun.

Hati hati dijaman Ghozwul Fikr (Perang Pemikiran) ini. Jangan sampai opini opini yang salah tersebut menjadikan kita anti NKRI. Ingat, NKRI harga mati untuk bentuk negara kita. Inilah bentuk negara yang sudah terbukti bisa merangkul seluruh suku, budaya, bahasa dan berbagai perbedaan yang lain dalam satu negara.

Mari seruput kopi bersama biar beger mata dan pikiran kita
Topik Penting lainya:

Comments

Popular posts from this blog

Wali Malamatiyyah

Bait Syair Yang Terukir Di Gembok Makam Rasulullah SAW

Pemimpin Cerminan dari Rakyatnya