Amalan Hari Asyuro
Topik penting
• Moralitas Ulama• Hukum Menggunakan Dan Menyimpan Benda Pusaka
• Syirikkah Memakai Azimat??
Hari Asyura atau tanggal 10 Bulan Muharram adalah hari bersejarah dalam islam. Banyak kejadian penting yang terjadi pada hari tersebut. Disebutkan dalam Kitab Nihayatu az-Zain (h. 196) bahwa ada beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 10 Muharram. Diantaranya penciptaan Nabi Adam As, turunnya Nabi Nuh as dari atas kapal, terbelahnya lautan untuk Nabi Musa As, keluarnya Nabi Yunus As. dari perut ikan, dikeluarkannya Nabi Yusuf As. dari dalam sumur, hari kelahiran Nabi Ibrahim As. dan Nabi Isa As., dan masih banyak yang lain.
Baginda Nabi Muhammad Saw. menganjurkan kita untuk puasa sunnah pada tanggal 10 Muharam. Sayyiduna Ibn ‘Abbas Ra. berkata seperti disebutkan dalam kitab Riyadhu as-Shalihin,
ان رسول الله صلى الله عليه وسلم صام يوم عاشوراء وامر بصيامه
Sesungguhnya Rasulullah Saw. berpuasa pada hari asyura dan memerintahkan ummatnya untuk ikut berpuasa (HR. Muttafaq Alaihi)
Selain bepuasa, banyak amalan yang dianjurkan pada tanggal 10 Muharam. Salah satunya disebutkan dalam kitab Nihayatu az-Zayn (h. 196), Imam Muhammad Nawawi Al-Bantani mengutip perkataan Imam Ibnu Hajar Al-Asqolani dalam Fath al-Baari Syarh Shahih al-Bukhari tentang salah satu amalan yang perlu dibaca saat10 Muharam. Faidahnya bagi siapa yang membacanya, hatinya tidak akan mati. Adapun amalan tersebut ialah sebagaimana berikut,
سبحان الله ملئ الميزان ومنتهى العلم ومبلغ الرضى وزنة العرش والحمد لله لله ملئ الميزان ومنتهى العلم ومبلغ الرضى وزنة العرش والله اكبر لله ملئ الميزان ومنتهى العلم ومبلغ الرضى وزنة العرش لا ملجأ ولا منجا من الله الا اليه سبحان الله عدد الشفع والوتر وعدد كلمات الله التامات كلها والحمد لله عدد الشفع والوتر وعدد كلمات الله التامات كلها والله الكبر عدد الشفع والوتر وعدد كلمات الله التامات كلها اسئلك السلامة برحمتك يا ارحم الراحمين ولا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم وصلى الله على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين والحمد لله رب العالمين
Subhanallahi mil-almizan wamuntahal ‘ilmi wamablagharridlo wazinatal’arsyi walhamdulillahi mil-almizan wamuntahal ‘ilmi wamablagharridlo wazinatal’arsyi wallahu akbaru mil-almizan wamuntahal ‘ilmi wamablagharridlo wazinatal’arsyi, laa malja’a wala manjaa minallahi illa ilaihi. Subahallahi ‘adadasysyaf’i walwatri wa’adada kalimaatillahit taammati kulliha walhamdulillahi ‘adadasysyaf’i walwatri wa’adada kalimaatillahit taammati kulliha wallahu akabaru ‘adadasysyaf’i walwatri wa’adada kalimaatillahit taammati kulliha, as-alukassalamata birohmatika yaa arhamarrohimina wala hawla wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adhimi washollallahu ‘ala sayyidina muhammadin wa ‘ala alihi wasohbihi ajma’ien, walhamdu lillahi robbil ‘alamina.
Maha suci Allah sepenuh timbangan, sesempurna pengetahuan, sepenuh keridloaan dan sepenuh arasy, segala puji milik Allah sepenuh timbangan, sesempurna pengetahuan, sepenuh keridloaan dan sepenuh arasy, Maha Besar Allah sepenuh timbangan, sesempurna pengetahuan, sepenuh keridloaan dan sepenuh arasy, tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari Allah kecuali pada-Nya. Maha suci Allah sejumlah bilangan genap dan ganjil dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna, segala puji milik Allah sejumlah bilangan genap dan ganjil dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna, Maha Besar Allah sejumlah bilangan genap dan ganjil dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna, hamba mohon keselamatan pada-Mu dengan kasih sayang-Mu wahai Dzat paling Penyayang dari penyayang, dan tidak ada daya dan upaya kecuali pada Allah Dzat Maha Mulia dan Maha Agung. Semoga tambahan rahmat dan salam teruntuk Nabi Muhammad Saw., keluarga, sahabatnya. Segala puji hanya milik Allah, Tuhan seluruh alam.
Oleh karena itu, mari kita sempatkan diri untuk membaca amalan tersebut walaupun hanya sekali pada tanggal 10 Muharam. Baik di baca siang hari ataupun malam hari.
Membaca dzikir dan doa Asyuro (10 Muharram)
Pada hari Asyuro’ dianjurkan untuk membaca
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ, نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْر sebanyak 70 kali pada waktu setelah Maghrib. Setelah itu membaca doa di bawah ini sebanyak tujuh kali.
دُعَاءُ عَاشُرَاءَ
بسم الله الرحمن الرحيم. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. سُبْحَانَ اللهِ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَزِنَةَ الْعَرْشِ, لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنَ اللهِ إِلَّاَ إِلَيْهِ, سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَآمَّاتِ كُلِّهَا, نَسْأَلُكَ السَّلَا مَةَ كُلَّهَا بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ, وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلّاَ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَهُوَ حَسْبُنَا وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ, نِعمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا خَيْرِ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Anjuran berpuasa juga tertuang dalam hadis yang diriwayatkan Imam Turmudzi dari jalur Abi Qatadah dari Rasulullah SAW bersabda:
حدثنا قتيبة و أحمد بن عبد الضبي قالا حدثنا حماد بن زيد عن غيلان بن جرير عن عبد الله بن معبد عن أبي قتادة : أن النبي صلى الله عليه و سلم قال صيام يوم عاشوراء إني أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله
Bahwa hadis di atas menunjukkan bahwa Nabi SAW bersabda mengenai keutamaan puasa hari Asyuro’ (10 Muharram) yaitu mengahapus dosa satu tahun yang sebelumnya.
Keterangan amalan amalan hari asyura yang ada pada kitab al-ghunyah Syaikh Abdul Qodir al Jailani, kitab iaantutholibin dan kitab Mukasafattul qulub Imam Ghozali diantaranya yaitu:
1.Puasa
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa berpuasa dihari Asyura (10 Muharram), maka pahalanya 10.000 kali haji dan umroh dan seperti 10.000 mati Sahid”. Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa memberi makan kepada orang yang berpuasa dihari Asyura (10 Muharram), maka pahalanya seperti memberi makan sejumlah umatnya Nabi Muhammad SAW.”
Dalam hadits ini sudah sangat jelas dikatakan jika bulan Muharram menjadi bulan yang sangat mulia dan Allah SWT sudah sangat murah hati dalam memberikan banyak pahala seperti yang dijanjikan.
Rasulullah SAW juga bersabda, “Berpuasalah pada hari Asyura, dan bedakanlah dengan orang Yahudi yaitu dengan berpuasa sehari sebelum dan sehari sesudah hari Asyura (10 Muharram).”
Dalam hadits kedua dijelaskan untuk membuat perbedaan antara umat muslim dengan orang Yahudi sehingga dianjurkan untuk berpuasa satu hari sebelum dan sesudah tanggal 10 Muharram. Akan tetapi, jika hanya ingin berpuasa di tanggal 10 Muharram juga diperbolehkan sebab sudah bisa menutupi dosa yang diperbuat selama satu tahun yang sudah berlalu.
Rasulullah SAW bersabda, “Aku mencari pahala puasa Asyura kepada Allah SWT, karena dapat menutupi dosa sethaun yang terlewati”.
“Dahulu Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam memerintahkan untuk puasa di hari ‘Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, barangsiapa yang ingin (berpuasa di hari ‘Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka”. (HR. Al Bukhari No 1897)
Abu Qatadah radhiallahu anhu, Dan puasa di hari ‘Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu”. [Sunan Abu Dawud]
2.Sholat 4 Rekaat
Sholat 4 rekaat dilakukan pada malam tanggal 10 Muharram yakni tanggal 9 malam dengan ketentuan setiap rekaat membacakan surat Al-Fatihah sebanyak satu kali dan juga surat Al-Ikhlas sebanyak 51 kali.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa shalat 4 rekaat dihari Asyura (10 Muharram) setiap rekaat membaca Al-Fatihah 1 x dan Al-Ikhlas 51 x, Maka Allah akan memberikan ampun dosa-dosanya selama 50 tahun.”
3.Memberikan Harta Untuk Keluarga dan Istri
Rasulullah SAW bersabda, “Dan berikan kelonggaran harta kepada Keluargamu di hari Asyura, sebab orang yang memberikan kelonggaran harta kepada Istri dan Keluarganya di hari Asyura, maka Allah akan melonggarkan rizkinya orang tersebut setiap tahun.”
Dalam hadits tersebut sangat dianjurkan untuk memberikan atau menyisihkan sedikit harta yang dimiliki untuk keluarga dan juga istri supaya akan dilapangkan harta setiap tahunnya bagi orang yang memberikan harta tersebut. Memberikan harta bisa dilakukan dengan cara berbelanja makanan dan juga minuman melebihi dari hari biasanya dan juga menggembirakan hati keluarga seperti menghulur belanja lebih.
4.Shodaqoh
Bershodaqoh pada tanggal 10 Muharram atau hari Asyura juga sangat dianjurkan seperti sabda dari Rasulullah SAW, “Barang siapa bershodaqoh dihari Asyura, maka dirinya tersebut seakan-akan belum pernah menolak terhadap orang yang meminta-minta”.
“Barang siapa bersedekah dengan seteguk air kepada orang lain di hari asyura’ maka ia akan merasakan tegukan air di hari yang sangat menghauskan kelak (ketika hari qiyamat) dan ia tidak akan pernah merasakan haus selamanya setelah minum air tersebut kelak dan seolah – olah ia tidak pernah berbuat durhaka kepada Allah sekejap mata pun. Dan barang siapa bersedekah dengan sekali sedekahan, maka ia seolah selalu bersedekah kepada setiap pengemis yang meminta-minta padanya”
5.Puasa Asyuro dan Tasu’a
Abu Hurairah RA berkata jika Rasulullah SAW bersabda, “Shaum yang paling utama setelah shaum Ramadhan adalah shaum dibulan Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim 1162).
Rasulullah SAW juga bersabda, “Shaumlah kalian pada hari ‘Assyura dan berbedalah dengan orang Yahudi. Shaumlah kalian sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.” (HR Ath-Thahawy dan Al-Baihaqy serta Ibnu Khuzaimah 2095). Oleh karena itu, puasa sunnah yang dilakukan pada hari kesembilan dan kesepuluh pada bulan Muharram sering disebut dengan Asyuro dan Tasu’a.
6.Mandi
Mandi yang dimaksud disini tidak hanya sekedar mandi seperti yang sudah biasa dilakukan sehari hari, akan tetapi merupakan madu besar atau mandi junub. Barang siapa yang mandi dan juga membersihkan dirinya pada hari Asyura atau tanggal 10 Muharram, maka ia tidak akan terkena penyakit apapun juga pada tahun tersebut.
7.Muhasabah dan intropeksi Diri
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, “Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, masa hidupku berkurang, namun amalanku tidak bertambah.”
Dengan terus berjalannya waktu dan bertambah usia, maka kita harus menyadari dan melakukan intropeksi diri mengenai apakah amal sudah semakin bertambah atau justru dosa yang semakin bertambah.
8.Memperkuat Silaturahmi
Umat muslim dilarang untuk memutuskan tali silaturahmi dan bahkan ada dalam suatu hadits yang menyebutkan jika haram hukumnya untuk mendiamkan sesama muslim lebih dari tiga hari. Apabila mungkin kita pernah melanggar aturan ini, maka tanggal 10 Muharram menjadi waktu yang sangat tepat untuk bertaubat dan lebih memperbaiki tali silaturahmi yang sudah terputus tersebut.
9.Mengunjungi Orang Alim
Ziarah orang alim atau kyai akan membuat kita menjadi tentram, baik itu orang alim atau kyai yang masih hidup dengan sowan pada para kyai atau tokoh alim ulama atau orang alim dan kyai yang sudah wafat yakni dengan melakukan ziarah kubur.
10.Menjenguk Orang Sakit
Apabila mengunjungi atau menjenguk orang sakit dilakukan pada tanggal 10 Muharram atau asyura, maka mengartikan ia juga sudah menjenguk semua orang sakit yang ada di dunia sehingga akan memberikan pahala yang sangat besar.
11.Mengusap Rambut Anak Yatim
Mengusap rambut anak yatim yang dimaksud bukanlah hanya mengusap kepala anak yatim, namun memberikan rizki lebih yang dimiliki pada anak yatim piatu. Setiap helai dari rambut anak yatim piatu yang diusap tersebut akan menggugurkan dosa bagi orang yang mengusapnya sehingga berbagi dengan anak yatim ini sangat dianjurkan.
12.Baca Surat Ikhlas
Dianjurkan juga untuk membacakan Surat Ikhlas sebanyak seribu kali, membacakan ayat kursi sebanyak seratus kali dan juga membacakan Khasbunallahu wa ni;mal wakiil, ni’mal maulaa wa ni’mannashiir sebanyak 70 kali dan lain sebagainya.
“Barang siapa menghidupkan malam asyura’ dengan beribadah kepada Allah SWT, maka seolah-olah ia telah beribadah seperti ibadahnya para malaikat di langit”. Imam al-Ajhury berkata jika seseorang yang mengucapkan doa Hasbunalloh wa ni’mal wakiil, ni’mal maula wa ni’man nashir (Cukup bagi kita Allah dzat pemberi nikmat, kemulyaan dan pertolongan) sebanyak 70 kali di malam hari as-syura’ maka ia akan dihindarkan dari berbagai macam keburukan di tahun yang akan dihadapinya.
13.Memuliakan Fakir Miskin
Memuliakan fakir miskin juga menjadi salah satu amalan di tanggal 10 Muharram dimanan nantinya akan dilapangkan kubur bagi hamba yang memuliakan fakir miskin tersebut.
14.Menahan Marah
Menahan marah juga dianjurkan untuk dilakukan umat muslim pada tanggal 10 Muharram yang akan memberikan fadhilah bahwa Allah SWT akan memasukkan orang tersebut ke dalam golongan yang ridha dan dirihai-Nya.
15.Memperlihatkan Jalan Kebenaran
Memperlihatkan atau menunjukkan jalan kebenaran bagi orang yang tersesat pada tanggal 10 Muharram akan memberikan pahala dimana Allah SWT akan menyinarkan cahaya iman di dalam hati bagi hamba yang melakukan amalan tersebut.
16.Memelihara Kehormatan Diri
Memelihara kehormatan diri di hari Asyura atau tanggal 10 Muharram akan memberikan fadhilah yakni Allah SWT akan memberikan karunia hidup yang senantiasa diterangi cahaya keimanan.
17.Memakai Celak
Celak merupakan alat yang sering dipakai untuk membuat alis mata supaya bisa terlihat lebih hitam. Namun, untuk sebagian ulama hanafy, memakai celak hukumnya adalah haram dan pengarang kitab Jam’ut ta’alig menghukumi makruh karena hari Asyura bertepatan dengan peristiwa Sahara Nainawa dimana Sayyidina husein dan ahlu bait Rasulullah dibantai dan darah sayyidina husein dipakai untuk celak oleh Yazid beserta putranya.
Menurut al-Syaikh al-Adawi, dari sekian amalan di atas, yang sahih riwayatnya dari Nabi adalah puasa dan bersedekah untuk keluarga. Sedangkan amalan yang lain tidak terdapat hadis sahih di dalamnya, bahkan beberapa di antara hadisnya tergolong munkar dan maudhu’.
Meskipun demikian, amalan-amalan di atas merupakan perbuatan positif yang sudah terakomodir oleh dalil-dalil dan kaidah umum. Pengkhususan ibadah dalam waktu tertentu, tidak menjadikannya bid’ah dan keluar dari hukum asal kesunahan, sebagaimana yang diterangkan imam al-Nawawi dalam masalah berjabat tangan setelah shalat.
Dari paparan di atas, klaim bahwa amalan yang tidak terdapat hadis sahihnya adalah bid’ah dlolalah, merupakan anggapan yang tergesa-gesa. Hadis daif sendiri menurut mayoritas ulama’ dapat dipakai dalam fadhail al-a’mal (amalan-amalan utama) dengan catatan didukung oleh dalil dan kaidah yang sahih.
Selama tidak meyakini keshahihan hadis yang dinyatakan daif menurut pakar hadis atau membenarkan hadis yang dinyatakan maudhu’, tidak ada masalah amalan-amalan yang disebutkan di atas untuk dijalani.
Wallahu a’lam.
Comments
Post a Comment