Cemburu Fitrah Wanita

Dalam "Syama'il", sebuah kitab yg menceritakan keadaan secara fisik, adab, perilaku & pergaulan Rasulullah sehari². Diantara kisah tersebut bercerita "kecemburuan" ummul Mukminin, bagaimana Rasulullah kemudian dalam bersikap menghadapi situasi yg lazim terjadi sebab "fitrah" wanita cemburu. Jika kecemburuan itu melewati batas syari’at akan menjadi tercela karena ia akan mendorong pelakunya untuk menuduh orang lain, terutama tuduhan suami terhadap istrinya. Padahal Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman:
يا أيها الذين آمنوا اجتنبوا كثيرا من الظن إن بعض الظن إثم
“Hai orang² yg beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa.” 
(Qs al Hujurat: 12).
Dalam sebuah hadits, Sahabat Anas bin Malik menceritakan, “Bahwasanya Rasulullah sedang berada di rumah salah seorang istrinya." Anas berkata : “Menurutku adalah Aisyah.”
Lalu Salah seorang istri beliau yg lain mengirimkan sepiring makanan yg diantar oleh utusannya, namun istri yg bersama beliau membuang piring yg berada di tangan utusan sehingga pecah terbelah menjadi dua.
Kemudian Rasulullah mengatakan: غارت أمكم ghaarat ummukum “(Ibu kalian sedang cemburu)”. Lalu beliau menyatukan dua pecahan piring tersebut dan meletakkan makanannya di atasnya seraya bersabda : 
“Makanlah oleh kalian!” maka para sahabat pun memakannya. Sementara beliau tetap memegang piring yg pecah tersebut hingga mereka selesai memakan makanannya, lalu diberikan kepada Rasulullah sebuah piring yg lain, lalu beliau pun tinggalkan yg pecah.” 
(Hr Ahmad).
Ibnu Hajar Asqalani mengatakan, sabda nabi “ghaarat ummukum” (ibu kalian dilanda cemburu) menunjukkan sikap "memaafkan" yg ditunjukkan Nabi kepada perbuatan Aisyah. Dan ini juga menunjukkan tentang tidak bolehnya memberi hukuman kepada seorang istri yg sedang cemburu karena saat itu akalnya sedang tertutup oleh marah akibat cemburu.
Dalam sebuah hadits yg diriwayatkan oleh Ahmad, Aisyah juga menceritakan :
“Ketika Rasulullah menyebut-nyebut kebaikan Khadijah, timbullah kecemburuan di hati Aisyah. Aisyah menceritakan, “Apabila Nabi saw mengingat Khodijah, beliau selalu memujinya dengan pujian yg bagus. Maka pada suatu hari saya merasa cemburu hingga saya berkata kepada beliau; ‘Alangkah sering engkau mengingat wanita yg ujung bibirnya telah memerah, padahal Allah telah menggantikan untuk engkau yg lebih baik darinya. 
Serta merta Rasulullah bersabda: “Allah AzzaWaJalla tidak pernah mengganti untukku yg lebih baik darinya, dia adalah wanita yg beriman kepadaku di saat manusia kafir kepadaku, dan ia membenarkanku di saat manusia mendustakan diriku, dan ia juga menopangku dengan hartanya di saat manusia menutup diri mereka dariku, dan Allah AzzaWaJalla telah mengaruniakan anak kepadaku dengannya ketika Allah tidak mengaruniakan anak kepadaku dengan istri-istri yg lain.”
Dalam hadits yg diriwayatkan oleh Muslim diceritakan : "Rasulullah keluar dari kediamannya pada suatu malam. Aisyah berkata: Aku merasa cemburu pada beliau lalu beliau datang dan aku melihat yg beliau lalukan. Beliau bertanya: “Kau kenapa, Wahai Aisyah?” aku menjawab: Orang sepertiku mengapa tidak menyemburui orang seperti Tuan? 
Rasulullah bersabda: “Apa setanmu mendatangimu?” 
Aisyah bertanya: Wahai Rasulullah, apakah ada setan menyertaiku?
Beliau menjawab: “Ya.” 
Aisyah bertanya: "Juga menyertai semua manusia?
Beliau menjawab: “Ya.” 
Ia bertanya: Menyertai Tuan juga?
Beliau menjawab: “Ya, hanya saja Rabbku menolongku mengalahkannya hingga ia masuk Islam.” 
Ibnu Hajar juga mengatakan, “Mereka (para pen-syarah hadis ini) mengatakan, bahwasanya pada hadis ini ada isyarat untuk tidak menghukum wantia yg cemburu karena sikap kekeliruan yg timbul darinya. Karena tatkala cemburu, akalnya tertutup akibat kemarahan yg dikobarkan oleh rasa cemburu. Abu Ya’la mencatat sebuah hadis dengan sanad yg hasan dari Aisyah secara marfu’. : "Wanita yg cemburu tidak bisa membedakan bagian bawah lembah dan bagian atasnya.”
Ibnu Mas’ud meriwayatkan sebuah hadis dari Nabi :
“Allah menetapkan rasa cemburu pada para wanita, maka barangsiapa yg sabar terhadap mereka, maka baginya pahala orang mati syahid.” Hadis ini diriwayatkan oleh al Bazar dan ia mengisyaratkan akan sahihnya hadis ini.
Dari Anas bin Malik, “Nabi mendatangi Khaibar untuk menaklukkan benteng Khaibar, sampai sebuah kabar kepada beliau tentang kecantikan Shafiah bin Huyai bin Akhthab dan suami Shafiah pada saat itu telah "tewas" dengan usia pernikahan mereka yg masih dini. Rasulullah pun meminangnya untuk menjadi istrinya agar terjadi perdamain antara Yahudi dan Kaum muslimin sebab "pernikahan" tersebut. Kemudian beliau mengadakan perjalanan pulang menuju Madinah.”
Anas melanjutkan, “Aku melihat Nabi mempersiapkan kelambu di atas unta untuk Shafiah lalu beliau duduk di dekat unta lalu meletakkan lutut, lalu Shafiah menginjakkan kakinya di atas lutut beliau untuk naik di atas unta."
Adakah seorang suami yg mungkin berbuat hanya setengah dari usaha yg dilakukan Rasulullah, seperti membukakan pintu rumah, untuk sang istri, membawakan belanjaannya, dll... ???
Siti Aisyah bertanya kepada Rasulullah :
"Wahai Rasulullah ... siapakah diantara istri-istrimu yg paling engkau cintai?..."
Beliau menjawab : 
"Tentu saja dirimu wahai Aisyah.."
Aisyah menimpali : "Kalau begitu sampaikanlah dan katakanlah tentang hal ini pada istri-istri yg lain..."
Rasulullah tertawa... Sambil memberi Aisyah sebutir kurma beliau bersabda :
"Malam ini akan aku kumpulkan mereka dan akan aku sampaikan hal ini pada mereka... tapi ingat jangan engkau memberitahu mereka bahwa aku memberimu sebutir kurma."
Nabi pun lalu mengunjungi istri-istrinya satu persatu dan bertanya tentang keadaan dan kabar mereka. Rasulullah memberi pada masing² dari mereka sebutir kurma seraya berpesan :
"Jangan beritahu yg lain bahwa aku memberimu sebutir kurma ini..."
Malam itu saat seluruh istri-istri Nabi berkumpul Aisyah ra bertanya : "Wahai Rasulullah siapakah diantara kami yg paling engkau cintai?..."
Rasulullah tersenyum dan menjawab : 
"Tentu saja istri yg memiliki sebutir kurma pemberianku ... dialah istri yg paling aku cintai..."
Semua istri-istri nabi saling pandang dan tersenyum, rasa bahagia & senang ada di dalam diri dari masing² mereka, karena kecintaan Rasulullah terhadap mereka.
(Syarah Syama’il,imam At Tirmidzi).
والله اعلم

Comments

Popular posts from this blog

Wali Malamatiyyah

Bait Syair Yang Terukir Di Gembok Makam Rasulullah SAW

Pemimpin Cerminan dari Rakyatnya