Refleksi Maulid Nabi SAW

Baca juga:
• Kantong Ajaib Sahabat Abu Hurairah


Bulan Maulid, bulan dimana terlahirnya seorang Bayi yang sudah ditakdirkan menjadi Manusia paling sempurna, yaitu Baginda Nabi Muhammad saw.
Nabi yang selalu menghiasi diri dengan Akhlaqul karimah kepada siapapun, apalagi kepada Sang Penciptanya.
Dia tidak pernah membanggakan apapun yang ada pada dirinya, walaupun seluruh alam semesta hingga para malaikat dan Alloh Tuhannya pada memujinya.

Sungguh mulia, tidak akan sia² siapapun yang mencintainya, walau sebutir pasir kadar cintanya.
Dikisahkan ada seseorang yang selalu merasa rindu kepada Rosululloh SAW.
Ia tidak pernah tidur kecuali setelah air matanya mengalir karena ingin berjumpa dengan Rosululloh saw.
Oleh sebab itu dia pun sering melihat Rosululloh SAW di dalam mimpinya.

Pada suatu malam dalam tidurnya ia kembali bermimpi. Yang mana Dalam mimpinya ia serasa telah berada di padang Mahsyar.
Ia melihat begitu banyak manusia memenuhi padang Mahsyar yang saling tindih-menindih dan berdesakan satu sama lain.
Diantara kerumunan itu ada manusia yang berubah wajahnya, ada yang berbau busuk dan lain sebagainya.
Kesemuanya dalam keadaan yang sangat bingung. Saat itu tiba-tiba muncul barisan para malaikat melintas dan lewatlah rombongan Nabi Muhammad saw bersama para nabi, syuhada (orang-orang yang mati syahid), para wali dan sholihin.
Sedangkan orang yang bermimpi tadi tidak bisa mendekat kepada Rosululloh SAW karena desakan para malaikat yang membatasi orang-orang yang mendekat, ia pun hanya bisa melihat dari kejauhan saja dan tidak bisa berbuat banyak.

Di dalam mimpi itu dia berkata kepada orang yang berada di sebelahnya : "Wahai saudaraku, jika seandainya kelak kamu bertemu dengan Rosululloh tolong sampaikan salamku pada-Nya, dan katakanlah pada Rosululloh saw bahwa aku sangat rindu kepadanya, dulu di masa hidupku di dunia aku selalu merindukadnnya, jika aku masuk neraka, sampaikan kepada-Nya bahwa aku telah berada di tempat yang layak untukku sebagai pendosa (yaitu neraka)”.

Baru saja ia selesai berkata barisan yang melintas tadi tiba-tiba berhenti karena Rosulullaoh saw berhenti, kemudian Rosululloh berbalik dan berkata :
"Wahai Fulan, aku tidak akan melupakan orang yang merindukanku. Betapa gembira hatinya, ia pun membuka kedua tangannya kemudian ia berlari dan memeluk Rosulullaoh saw dan menciuminya. Rosululloh saw bersabda : "Barangsiapa melihatku di waktu tidur maka dia benar benar telah melihatku, karena syaitan tidak dapat menyerupaiku" (HR Bukhari-Muslim).

Semoga cerita diatas bisa menumbuhkan rasa Cinta kita kepada Baginda Nabi.

Amin Amiin Ya Robbal A'lamiin

Maka dari itu janganlah sembarangan main hukum mengharamkan MAULID NABI SAW.
Apa salahnya ?
Di mana letak kesesatannya ?

Ketahuilah saudaraku !!!
Secara bahasa maulid adalah waktu kelahiran. Secara istilah di artikan sebagai : Perayaan sebagai rasa syukur dan gembira atas kelahiran Rosul Saw yang biasanya di lakukan pada bulan rabi’ul awal/ Mulud (Jawa).
Tradisi merayakan maulid Nabi SAW 12 Robiul Awal tidak hanya ada di Indonesia, tapi merata di hampir semua belahan dunia Islam.
Perkara ini tidaklah termasuk bid`ah yang sesat karena tidak terkait dengan ibadah mahdhoh/ ritual peribadatan dalam syariat.

Alasan di atas dapat di lihat dari bentuk isi acara maulid Nabi yang sangat bervariasi tanpa ada aturan yang baku. Semangatnya justru pada momentum untuk menyatukan gairah ke islaman.
Adapun yang melarang peringatan maulid Nabi SAW, mungkin karena kesulitan membedakan antara ibadah dengan syi’ar Islam.
Ibadah adalah sesuatu yang baku (given/tauqifi) yang datang dari Alloh SWT, adapun syi’ar adalah sesuatu yang ijtihadi, kreasi umat Islam dan situasional serta mubah.
Perlu dipahami, sesuatu yang mubah tidak semuanya di contohkan oleh Rosululloh SAW.

Terkait dengan bid’ah, Imam Syafi’i menjelaskan, “Sesuatu yang di ada²kan (dalam agama) ada 2 macam:
~ Sesuatu yang di ada² kan (dalam agama) bertentangan dengan Al-Qur’an, Sunnah Nabi Saw, perilaku sahabat, atau kesepakatan ulama maka termasuk bid’ah yang sesat.

~ Dan adapun apabila sesuatu yang diada²kan adalah sesuatu yang baik dan tidak menyalahi ketentuan (al Qur’an, Hadits, perilaku sahabat atau Ijma’) maka sesuatu itu tidak tercela (baik).” (ket. kitab Fathul Bari)

Ketahuilah saudaraku!!!
kelahiran Rosululloh Saw adalah sebuah anugerah Alloh kepada kita yang harus di syukuri, sebagaimana firman Alloh SWT :

قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَالِكَ فَلْيَفْرَحُوْا(يونس: ٥٨)

“Katakanlah (Muhammad), sebab anugerah dan rohmat Allah (kepada kalian), maka bergembiralah mereka.”(QS.Yunus:58).

Dalam sebuah hadis di riwayatkan oleh Imam Muslim di katakan bahwa Rosululloh SAW mensyukuri hari kelahiranya dengan berpuasa

عَنْ أَبِي قَتَادَتَ اْلاَنْصَارِيِّ اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الْاِثْنَيْنِ فَقَالَ فِيْهِ ولُدِتْ ُوَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ(رواه مسلم، ١٩٧٧)

“Di riwayatkan dari Abu Qotadah al-Anshori r.a bahwa Rosululloh Saw pernah di tanya tentang puasa senin, maka beliau menjawab : ”Pada hari itulah aku di lahirkan dan wahyu di turunkan kepadaku.” (HR.Muslim).

Dalil yang lain,

وَقَالَ اْلاُسْتَاذُ اْلاِمَامُ الْحَافِظُ اْلمُسْنَدُ الذُّكْتُوْرُ اْلحَبِيْبُ عَبْدُ اللهِ بْنِ عَبْدِ اْلقَادِرِ بَافَقِيْهِ بِأَنَّ قَوْلَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ عَظَمَ مَوْلِدِيْ كُنْتُ شَفِيْعًا لَهُ يَوْمَ اْلِقيَامَةِ مَارَوَاهَ ابْنُ عَسَاكِرَ فِى التَّاريْخِ فِى الْجُزْءِ اْلاَوَّلِ صَحِيْفَةُ سِتَّيْنِ وَقَالَ الذَّهَبِى صَحِيْحٌ اِسْنَادُهُ.

"Ustadz Imam Al-Hafidz Al-Musnid DR. Habib Abdulloh Bafaqih mengatakan bahwa hadits

مَنْ عَظَمَ مَوْلِدِيْ كُنْتُ شَفِيْعًا لَهُ يَوْمَ اْلقِيَامَة

“Man ‘azhzhoma maulidy kuntu syafi'an lahu yaumal qiyamati” seperti di riwayatkan Ibnu Asakir dalam Kitab Tarikh, juz 1 menurut Imam Dzaroby sohih sanadnya.

Dalam kitab Madariju as- shu’ud Syarah al-Barzanji, halaman : 15 juga di katakan :

قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ عَظَمَ مَوْلِدِيْ كُنْتُ شَفِيْعًا لَهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ.

"Rosululloh bersabda : Siapa menghormati hari lahirku, tentu aku akan memberikan syafa’at kepadanya dihari Kiamat".

Dalam kitab Madariju as-Shu’ud, hal : 16

وَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مَنْ عَظَمَ مَوْلِدِ النَّبِي صَلًّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ اَحْيَا الْاِسْلَامَ.

"Umar r.a mengatakan : siapa menghormati hari lahir Rosululloh sama artinya menghidupkan Islam.

Dahulu sekitar 5 abad yang lalu Imam Jalaludidn al-Shuyuthi (849-910 H/1445 -1505 M) pernah menjawab polemik tentang perayaan Maulid Nabi.

Di dalam Al-Hawi Lil-Fatawi beliau menjelaskan : “Ada sebuah pertanyaan tentang perayaan Maulid Nabi Saw pada bulan Rabi’ul Awal, bagaimana hukumnya menurut syara’. Apakah terpuji ataukah tercela? Dan apakah orang yang melakukannya di beri pahala ataukah tidak? Beliau menjawab, “Jawabanya menurut saya bahwa semula perayaan Maulid Nabi Saw, yaitu manusia berkumpul, membaca al- Qur’an dan kisah² teladan Nabi SAW sejak kelahiranya sampai perjalanan kehidupannya. Kemudian menghidangkan makanan yang di nikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang di lakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk Bid’ah hasanah. Orang yang melakukannya di beri pahala karena mengagungkn derajat Nabi SAW, manampakan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang mulia.”(Al-Hawi li al-Fatawi, juz 1), demikian pula juga diterangkan dlm kitab I'anahthut Tholibin juz 3 halaman 313 - 314.

Bahkan hal ini juga di akui oleh Ibnu Taimiyyah, sebagaimana di kutip oleh Sayyid Muhammad bin Alawi al – Maliki : “Ibnu Taimiyyah berkata, ”Orang-orang yang melaksanakan perayaan Maulid Nabi SAW, akan diberi pahala. Demikian pula yang dilakukan oleh sebagian orang, adakalanya bertujuan meniru kalangan Nasrani yg memperingati kelahiran Isa as, dan ada kalanya juga di lakukan sebagai ekspresi rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi SAW Alloh SWT akan memberi pahala kepada mereka atas kecintaan mereka kepada Nabi mereka, bukan dosa atas bid’ah yg mereka lakukan.”(Manhaj al-Salaf fi Fahm al-Nushush Bain al-Nazhariyyah wa al-Tathbiq).

"Membaca Sholawat"

Membaca sholawat adalah salah satu amalan yang di senangi orang-orang NU, disamping amalan² lain. Ada sholawat “Nariyah”, sholawat Badr, “Thibbi Qulub”. sholawat “Tunjina”, dan masih banyak lagi.

Belum lagi bacaan “hizib” dan “rotib” yang tak terhitung banyaknya. Semua itu mendorong semangat keagamaan dan rasa cnita kepada Rosululloh sekaligus ibadah.

Salah satu hadits yang membuat kita rajin membaca sholawat ialah sabda Nabi Saw, “Siapa membaca sholawat untuk ku, Alloh akan membalasnya 10 kebaikan, diampuni 10 dosanya, dan ditambah 10 derajat baginya. Makanya, bagi orang² NU, setiap kegiatan keagamaan bisa di sisipi bacaan sholawat dengan segala ragamnya.

Hadits Ibnu Mundah dari Jabir, ia mengatakan Rosululloh Saw brsabda, “Siapa membaca sholawat kepada ku 100 kali maka Alloh akan mengabulkan 100 kali hajatnya; 70 hajatnya di akhirat, dan 30 di dunia. Sampai kata-kata … dan hadits Rosululloh yg mengatakan: Perbanyaklah sholawat kepada ku karena dapat memecahkan masalah dan menghilangkan kesedihan. Demikian seperti tertuang dalam kitab an-Nuzhah.

Rosululloh di alam barzakh mendengar bacaan sholawat dan salam, dan beliau akan menjawabnya sesuai jawaban yang terkait dari salam dan sholawat tadi.

Seperti tersebut dalam hadits. Rasululloh Saw bersabda : Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amal² kalian disampaikan kepada ku; jika saya tahu amal itu baik, aku memuji Alloh, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Alloh. (H.R Al-hafizh Ismail Al-Qadhi, dalam bab shalawat ‘ala an-Nabi).

Imam Al-Haitami dalam kitab Majma’ az-Zawaid meyakini bahwa hadits di atas adalah shohih. Hal ini jelas bahwa Rosululloh memintakan ampun umatnya (istighfar) di alam barzakh.

Istighfar adalah doa, dan doa Rosul untuk umatnya pasti bermanfaat. Amiin.

Wallahua'lam

Baca topik ini:

Comments

Popular posts from this blog

Wali Malamatiyyah

Bait Syair Yang Terukir Di Gembok Makam Rasulullah SAW

Pemimpin Cerminan dari Rakyatnya