Cap Kenabian / Khatamun Nubuwah
Baca topik penting ini: Sibuknya Rasulullah dipadang mahsyar
• Refleksi Maulid Nabi
Ketika pendeta Bahira bertemu Nabi Muhammad, dia menanyakan beberapa hal kepada Nabi Muhammad untuk mengetahui apakah beliau seorang Rasul yang disebut dalam kitab atau tidak. Alhasil, seluruh jawaban Nabi Muhammad sesuai dengan apa yang disebut dalam kitabnya. Untuk memperkuat keyakinannya, Bahira minta izin untuk melihat punggung Nabi Muhammad, Nabi memberi izin dan Bahira melihat ada tanda kenabian di punggung Nabi Muhammad. Bahira semakin yakin dan menyarankan kepada Abu Thalib untuk membawa dan melindungi Nabi Muhammad karena kelak dia akan menjadi besar.
Ketika pendeta Bahira bertemu Nabi Muhammad, dia menanyakan beberapa hal kepada Nabi Muhammad untuk mengetahui apakah beliau seorang Rasul yang disebut dalam kitab atau tidak. Alhasil, seluruh jawaban Nabi Muhammad sesuai dengan apa yang disebut dalam kitabnya. Untuk memperkuat keyakinannya, Bahira minta izin untuk melihat punggung Nabi Muhammad, Nabi memberi izin dan Bahira melihat ada tanda kenabian di punggung Nabi Muhammad. Bahira semakin yakin dan menyarankan kepada Abu Thalib untuk membawa dan melindungi Nabi Muhammad karena kelak dia akan menjadi besar.
Para ulama sepakat bahwa di punggung Nabi Muhammad ada tanda kenabian. Tapi mereka beda pendapat apakah tanda itu sudah ada sejak Nabi Muhammad lahir atau tidak. Dalam beberapa riwayat hadis tidak dijelaskan secara spesifik bentuknya seperti apa, karena sahabat menjelaskan tanda kenabian itu sesuai dengan apa yang dilihatnya. Misalnya, Saib bin Yazid mengatakan:
فنظرت إلى الخاتم بين كتفيه فإذا هو مثل رز الحجلة
“Saya melihat tanda kenabian di antara pundak/punggung Rasulullah, ukurannya kira-kira sebesar telur burung dara”. (HR: Bukhari dan Muslim)
Ulama beda pendapat terkait makna “zirril hajalah” dalam hadits ini, ada yang memahami sebesar bercak putih yang biasanya ada di kening kuda, ada yang mengatakan bentuknya seperti kubah, dan ada yang mengatakan sebesar telur burung dara. Dalam hadis yang lain, Jabir bin Samurah menjelaskan:
رأيت الخاتم بين كتفي رسول الله صلى الله عليه وسلم غدة حمراء مثل بيضة الحمامة
“Saya melihat tanda kenabian di punggung Rasulullah bentuknya seperti kelenjar (gumpalan daging) yang bewarna merah seperti telur burung dara”
Sementara dalam hadis riwayat Ahmad, Sahabat Abu Zaid ‘Amar bin Akhtab al-Anshari mengatakan:
فمسحت ظهره فوقعت أصابعي على الخاتم، قلت: وما الخاتم؟ قال شعرات مجتمعات
“Saya menyentuh punggung Rasulullah, dan jari tanganku menyentuh tanda kenabian. Bentuknya seperti gumpalan
rambut-rambut” (HR: Ahmad)
Imam Baihaqi meriwayatkan, bahwa seorang laki-laki telah bertanya kepada Jabir bin Samarah, "Apakah Rasulullah SAW wajahnya seperti pedang?" Jabir menjawab, "Tidak, melainkan bulat seperti matahari dan bulan." Hadits ini juga diriwayatkan oleh Muslim dengan sanad yang berbeda.
Di dalam riwayat Imam Ahmad disebutkan dengan tambahan, "Dan saya melihat di atas pundaknya ada stempel kenabian sebesar telur burung dara menyerupai warna kulit tubuhnya."
Baca juga • Ikut Ulama apa Hadits shahih
Diriwayatkan dari Abu Thufail, dia berkata, "Saya telah menyaksikan Nabi SAW dan tidak ada seorangpun yang pernah menyaksikan beliau masih hidup selain saya," kami katakan kepadanya, "Sifatkanlah kepada kami tentang fisik Rasulullah SAW." Dia mengatakan, "Dia itu berkulit putih bersih dan berwajah sangat tampan." Diriwayatkan oleh Muslim dari Said bin Mansur.
Diriwayatkan dari Ali bin Abu Thalib RA. dari beberapa jalur, dia berkata, Rasulullah SAW telah mengutus saya ke Yaman. Pada suatu hari saya berkhutbah di hadapan orang banyak dan ada seorang Pendeta Yahudi berdiri, di tangannya memegang kitab suci (Taurat) yang sedang dibacanya. Ketika melihat saya dia berkata, "Beritahukan kepada kami sifat-sifat fisik Abu Qasim." Maka Ali bin Abu Thalib berkata, "Rasulullah itu tubuhnya tidak pendek dan juga tidak tinggi sekali, rambutnya tidak keriting sekali dan juga tidak lurus. Dia, rambutnya berombak, kepalanya kokoh besar, rambutnya ada sentuhan warna kemerah-merahan, tulang-tulang persendiannya terlihat kokoh, jari tangan dan kakinya kuat, bulu dadanya hingga perut lebat, bulu matanya panjang, kedua alis matanya bersambung, dadanya bidang dan kedua pundaknya kekar dan jika berjalan bergoyang seakan-akan turun dari jalan yang melandai. Saya belum pernah melihat orang seperti beliau sebelum dan sesudahnya."
Ali bin Abu Thalib berkata, "Kemudian saya diam", lalu pendeta itu berkata kepadaku, "Lalu apa lagi?", Ali berkata, "Hanya ini yang dapat saya katakan." Pendeta itu berkata, "Pada kedua matanya terdapat warna kemerahan, jenggotnya sangat bagus, mulutnya indah dan kedua telinganya sangat sempurna, jika menghadap ke depan maka ia menghadap dengan seluruh badannya dan jika menoleh ke belakang dia menoleh dengan seluruh tubuhnya." Maka Ali bin Abu Thalib berkata, "Demi Allah, semua itu adalah sifat-sifat beliau." Pendeta itu berkata, "Dan ada sesuatu yang lain?" Ali bertanya, "Apa itu?" Pendeta itu berkata, "Dan bagian atas punggung dekat lehernya sedikit besar?" Ali menjawab, "Itulah yang saya katakan kepadamu tadi, yaitu seakan-akan beliau sedang turun dari tanah yang melandai." Pendeta itu berkata, "Sesungguhnya saya mendapatkan kesemuanya itu di dalam kitab suci bapak-bapakku. 'Apakah kamu dapatkan dia diutus di Tanah Haram Allah dan rumah-Nya, kemudian berhijrah ke tanah haram yang diharamkan oleh dia sendiri, lalu mempunyai kehormatan seperti kehormatan tanah haram yang diharamkan oleh Allah. Kamu mendapatkan pembelanya (Kaum Anshar), yang kepada mereka dia berhijrah suatu kaum dari anak Umar bin Amir yang sebelumnya beragama Yahudi'." Ali bin Abu Thalib menjawab, "Benar, benar..!, dialah Rasulullah SAW." Pendeta itu berkata, "Jika begitu, sesungguhnya saya bersaksi bahwa dia adalah seorang nabi, dia adalah utusan Allah kepada seluruh manusia. Atas dasar itulah saya hidup, mati dan dibangkitkan In Sha Allah."
Perawi mengatakan, "Maka Pendeta itu selalu datang kepada Ali bin Abu Thalib supaya diajarkan Al-Qur'an dan syariat-syariat Islam, kemudian Ali meninggalkan Yaman, sedang Pendeta itu menetap di Yaman hingga meninggal pada masa kekhalifahan Abu Bakar As-Shidiq. Dia beriman kepada Rasulullah SAW dan membenarkan kenabiannya.
Dalam riwayat lain di dalam Shahih Bukhari, dari Hamad bin Zaid, dari Tsabit, dari Anas, dia berkata, "Saya tidak pernah memegang permadani, sutera dan sesuatu apapun lebih halus daripada telapak tangan Rasulullah SAW dan saya tidak pernah mencium wewangian yang lebih wangi daripada wangi tubuh Rasulullah SAW."
Diriwayatkan pula dari Anas, dia berkata, "Rasulullah SAW itu, badannya sangat harum dan keringatnya seolah-olah dari permata. Apabila berjalan tubuhnya bergoyang. Saya tidak pernah menyentuh sehelai sutera pun atau permadani lebih lembut daripada telapak tangan Rasulullah SAW dan saya tidak pernah mencium minyak misik dan juga minyak ambar lebih harum daripada harumnya Rasulullah SAW."
TANDA KHATAMUN NUBUWAH / STEMPEL PENUTUP KENABIAN
Bagian Tengah : “Allah Wahdahu La Syaralikalah, Muhammad ‘Abduhu wa Rasuluh” – Allah SWT Yang Maha ESA Tiada sekutu bagi-Nya, Nabi Muhammad SAW Hamba dan Utusan-Nya.
Baris Kanan : ”Tawajjahu Khaitsu Syi’ta” – Kamu Hadap Kearah Manapun
Baris Kiri : ”Fainnaka Manshurun” – Maka Sesusungguhnya Kamu Akan Dibantu
Apabila Sayyidina Ali bin Abi Thalib K.W. menceritakan sifat Rasulullah SAW, maka ia akan bercerita panjang lebar. Dan ia akan berkata : ”Di antara kedua bahu Rasulullah SAW terdapat Khatam Kenabian, yaitu Khatam para Nabi” (Riwayat Ahmad ‘Ubadah ad-Dlabi ‘Ali bin Hujr dan lainnya, yang mereka terima dari Isa bin Yunus dari ‘Umar bin ‘Abdullah, dari Ibrahim bin Muhammad yang bersumber dari salah seorang putera Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib K.W.
Dari Jabir bin Samurah r.a. mengemukakan perihal Khatamun-Nabi sebagai berikut:
“Aku pernah melihat khatam (kenabian)… Ia terletak di antara kedua bahu Rasulullah s.a.w. Bentuknya seperti sepotong daging berwarna merah sebesar telur burung dara.”
(Riwayat Sa’id bin Ya’qub at-Thalaqani dari Ayub bin Jabir, dari Simak bin Harb yang bersumber dari Jabir bin Samurah r.a.)
Gambar yang Anda saksikan ini adalah contoh gambar- Khatam Nubuwwah – seperti yang terdapat pada belikat (diantara kedua bahu) Rasulullah SAW.
Tersebut dalam kitab An-Nafkhatul Ambariah (Hembusan Ambar) yang ditulis oleh Sheikh Muhammad As Suhaimi, bahawa pada malam yang akan berlaku Isra’ dan Mikraj itu maka Nabi Muhammad SAW telah dibedah dadanya dan telah dibersihkan hatinya oleh Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil, dan kemudian telah dicap di antara dua tulang belikatnya akan “Khatamun Nubuwwah”
Dan ia mempunyai beberapa khasiat sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam At Tirmizi r.a. yang berkata :
Hadits dari riwayat At-Tirmidzhi : “Barang siapa yang berwudhuk dan melihat kepadanya akan mendapat keberkatan seperti berikut:
1. Pada waktu Subuh, Allah s.w.t. memeliharanya sehingga waktu Maghrib.
2. Pada waktu Maghrib, Allah s.w.t. memeliharanya sehingga waktu Subuh.
3. Pada awal bulan, Allah s.w.t. memeliharanya sehingga akhir bulan.
4. Pada awal tahun, Allah s.w.t. memeliharanya sehingga akhir tahun.
5. Pada awal perjalanan, Allah s.w.t. memeliharanya sehingga akhir perjalanan.
6. Jika ia meninggal dunia pada tahun itu, ia akan disuratkan – Mati dalam iman,
7. Siapa yang melihat kepadanya dengan penuh rasa kasih dan Iman, dalam usianya sekali sahaja, Allah s.w.t. akan memelihara ia dari semua perkara yang ia benci (mungkar) sehingga ia meninggal dunia.
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه
وسلم
والله اعلم
Barokalloh
ReplyDeleteAamiin Yaa Rabb
ReplyDelete