Larangan Menceritakan Dosa Diri Sendiri
Baca topik :
Dari Salim bin Abdullah, dia berkata, Aku mendengar Abu Hurairah bercerita bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah bersabda : "‘Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali mujahirin (orang² yang terang-terangan berbuat dosa). Dan yang termasuk terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang berbuat (dosa) pada malam hari, kemudian pada pagi hari dia menceritakannya, padahal Allah telah menutupi perbuatannya tersebut, yang mana dia berkata, ‘Hai Fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begitu.’
Sebenarnya pada malam hari Rabb-nya telah menutupi perbuatannya itu, tetapi pada pagi harinya dia menyingkap perbuatannya sendiri yang telah ditutupi oleh Allah tersebut.”
(Hr Bukhari, Muslim).
Dari hadits di atas, hal yang perlu diperhatikan adalah jangan menceritakan dosa diri sendiri kepada orang lain. Jangan dengan bangga menceritakannya kepada orang lain. Karena jika telah kita ceritakan dosa itu kepada orang lain, kita masuk kepada kelompok yang disebut oleh Nabi sebagai Al Mujahiruun. Yaitu orang² yang melakukan dosa di kesendiriannya kemudian Allah menutupinya. Aibnya telah ditutup oleh-Nya ternyata dirinya sendiri yang membuka dosa itu kepada orang lain".
Orang seperti itu yang Nabi saw sebut tidak akan pernah mencium baunya surga. Pahal aroma surga dapat tercium dari seribu tahun perjalanan.
Setiap orang yang hendak bertobat dan memperbaiki diri (hijrah), hidupnya seringkali dibayang²ngi dengan dosa masa lalu dan khawatir dosa itu tidak diampuni. Padahal, Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengampuni dosa² hambaNya yang senantiasa meminta ampunan dan bertobat. Tidak terkecuali para pendosa yang melakukan kesalahan besar di masa lalunya.
Kita perlu ingat bagaimana Allah Maha Pengampun seperti yang termaktub dalam Quran Surah Az-zumar ayat 53.
Katakanlah: "Wahai hamba² Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
Selain ayat di atas, Allah ‘Azza wa Jalla pun berfirman dalam sebuah Hadis Qudsi.
Dari Anas , ia berkata, saya mendengar Rasullah bersabda :
“Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam, selagi engkau meminta dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampuni dosamu dan Aku tidak pedulikan lagi. Wahai anak Adam, walaupun dosamu setinggi langit, bila engkau mohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku memberi ampun kepadamu. Wahai anak Adam, jika engkau menemui Aku dengan membawa dosa sebanyak isi bumi, tetapi engkau tiada menyekutukanku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberi ampunan sepenuh bumi pula.”
(Hr Tirmidzi).
Jangan pernah ragu ketika ingin memperbaiki diri. Atas setiap dosa yang dilakukan masa lalu, akan ada ampunan Allah seluas langit dan bumi asal kita benar² bertobat dan tidak mengulanginya lagi. Mari kita juga memperbanyak doa sebagaimana yang diajarkan Nabi Adam as ketika beliau bertobat atas kesalahannya hingga keluar dari Surga.
Dan doa Nabi Adam. Doa tersebut termaktub dalam al Quran al A'raf ayat 23.
ربنا ظلمْنآ أنفسنَا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من ٱلخسرين
" Rabbanaa zholamnaa anfusanaa Wa illam tagfirlanaa watarhamnaa lanakuunanna minal khaasiriin.”
" Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang² yang rugi.”
Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin, tepatnya dalam pembahasan tobat. Beliau menjelaskan bahwasanya, di antara hal yang dapat membuat dosa kecil menjadi dosa besar adalah dengan menceritakan dosa yang telah diperbuatnya kepada orang lain.
Imam Ghazali juga menambahkan bahwasanya, hal itu sama artinya dengan ia mengkufuri nikmat yang diberikan Allah kepadanya. "Karena sesungguhnya di antara sifat-sifat (kebaikan) Allah dan nikmat-Nya ialah, bahwasanya Allah menampakkan kebaikan dan menutupi keburukan. Maka menampakkan (keburukan) merupakan kekufuran terhadap nikmat ini.”
Wallahualam
Semoga bermanfaat
Baca juga:
Comments
Post a Comment