Ke-Imanan Yang Tertukar Dengan Dunia



Disuatu malam yang dingin bulan juli...
..tok tok tok... Assalamualaikum!!.. Terdengar ketukan pintu dan salam dari depan pintu rumah Kiai Syauqi
" Wa'alaikumsalam.." dari dalam rumah terdengar jawaban salam
Krekeeet.. Pintu terbuka dan tampak anak kecil sekitar usia 6 tahun membukakan pintu 
" mba Ramane wonten? ( mba bapak ada?. rama panggilan untuk anak anak muda di kampung pada kiai syauqi).. pengetuk pintu bertanya pada gadis kecil 
"Wonten (ada) monggo mlebet ( silahkan masuk) " sang gadis kecil mempersilahkan masuk pada tamu
" monggo pinarak riyin ( silahkan duduk dulu)" kata gadis kecil itu lagi pada tamunya
Setelah tamu duduk gadis kecil masuk kedalam untuk memberitahukan pada kiai Syauqi ada tamu yang berkunjung 

Berapa lama kemudian seorang perempuan keluar dengan membawa nampan berisi Segelas kopi dan jajanan  singkong goreng serta ketan goreng ,..
Perempuan itu menaruh kopi dan jajanan di meja depan tamu
" monggo mas unjukane (silahkan mas minumnya " perempuan itu mempersilahkan pada tamu 
" nggih Matur suwun bu( iya Terimakasih ibu)
Jawab sang tamu
" sekedap nggeh mas ramane masih di kamar sholat ( sebentar ya mas bapak masih di kamar sholat)" kata perempuan itu,.  kemudian ia masuk lagi kedalam 
Sesaat kemudian kiai Syauqi keluar..
" ooh monggo mas Mislam unjukane di sambi!?( ooh silahkan mas Mislam minumnya di minum dan jajanan di nikmati) " kiai Syauqi mempersilahkan tamu yang ternyata bernama Mislam dari kampung sebelah, untuk menikmati suguhan
" Terimakasih yai" jawab mas Mislam ... kemudian ia mengambil kopi dan menyeruputnya , ternyata kopi masih panas
Kiai Syauqi kemudian duduk didepan mas Mislam, setelah duduk beliau menaruh sebungkus rokok mild dan korek di atas meja setelah mengambil sebatang dan mnyulutnya..
.. Sruuuttt ... buulll .. Kiai Syauqi menghisap dan kemudian mengebulkan asap rokok dari mulutnya
" mas monggo ngrokok " kata kia syauqi mempersilahkan mas Mislam merokok 
" ini saya ada yai" kata mas Mislam sambil merogoh saku jaket mengeluarkan sebungkus rokok kretek berwarna kuning tua bertuliskan dua angka 
Ia mengambil sebatang dan menyulutnya... mmhhh sruuuuttttt ... Bbuuuuulll...
Dengan mata terpejam sekan terasa nikmat yang tiada tara ia menghisap dan menahan lalu menghembuskannya.. "Luar biasa nikmat ngopi dan udud" ( mungkin itu yang ia katakan dalam hati) Hehehee
" nuwun sewu yai" mas Mislam berkata dengan nada lirih memecahkan susana 
" iya mas gimana , ada apa?" jawab kiai Syauqi  dengan nada tanya
" Yai,.." mas Mislam tampak ragu dan berat melanjutkan perkataanya
" hehehe ... Kenapa mas bilang saja tidak usah sungkan " kiai syauqi dengan senyum hasnya berkata untuk menghilangkan keraguan di hati kang Mislam 
Tiba tiba tampak butiran kecil keluar dari kedua mata mas Mislam ...
Dengan suara agak parau dan sedikit isakan mas Mislam berkata " yai.. Hidup saya ini gimana ya,. Saya ingin seperti orang lain, bisa membahagiakan keluarga,. bisa memenuhi ketika anak² meminta, apa lagi sekrang setiap hari bakul² jajanan dan mainan pasti lewat dan berhenti di depan rumah menawarkan dagangannya, ketika itu pasti anak² saya merengek minta uang untuk jajan, ketika saya pas ada uang saya kasih, tapi ketika sama sekali tidak ada uang saya hanya kasihan mendengar rengekan dan tangisan anak saya minta uang, saat² seperti itu pak kiai,. Saya menangis meratapi keadaan saya,." mas Mislam terhenti berbicara dan terdengar isakan tangis tertahan... Air mata deras keluar dari kedua matanya...
" yai... Saya sudah berusaha sebisa saya, apapun usaha saya lakukan, bekerja apa saja saya juga lakukan, siang malam kalau ada kerjaan saya lakukan, jadi buruh panggul, menggarap tanah, apapun saya kerjakan untuk bisa mendapat uang. Ibadah juga saya lakukan walaupun dalam kekaadaan sibuk mengerjakan suruhan orang. Berdoa juga saya lakukan siang dan malam agar kehidupan saya lebih baik dan di beri rejeki yang cukup,.. Namun sampai saat ini keadaan masih seperti ini, ajeg ajeg mawon yai..( masih tetap seperti ini yai..),. saya harus bagaimana yai,. kerja sudah saya lakukan, beribadah dan berdoa juga sudah yaii..." mas Mislam dengan terisak dan berurai air mata menghentikan keluhannya
 tampak kiai Syauqi terbawa susana.. Wajahnya sekan mau menangis,. benar matanya mengeluarkan butiran air membasahi kelopak bawah matanya .. dengan  suara penuh belas kasih beliau berkata " mas ... Hidup memang selalu datang dengan skenario yang tak pernah diketahui manusia. Pengeran sang pencipta telah merancangnya. Tak ada yang tahu mengapa bisa begini, atau mengapa jadi begitu. Hanya Allah sendiri  yang tahu.
Kita tak pernah bisa memilih untuk dilahirkan oleh seorang ratu atau orang kaya yang banyak harta. Kita tak pernah bisa memilih untuk dilahirkan dengan rupa ganteng atau cantik, atau warna kulit tertentu. juga kita tak pernah bisa memilih untuk dilahirkan sebagai lelaki atau perempuan. Apapun keadaan kita sekarang sudah ditentukan Pengeran.


Kiai syauqi menatap mas Mislam dengan penuh kasih... kemudian berkata lagi.. " kang Mislam,.. Tidak semua hal di dunia ini berjalan sesuai dengan harapan yang kita inginkan. Adakalanya kita mendapatkan sesuatu melebihi dari apa yang kita bayangkan sehingga kita merasa sangat bersyukur karenanya. Namun, adakalanya juga kita menerima sesuatu di luar kehendak kita, misalnya cobaan hidup yang terus datang silih berganti sehingga kita harus sabar dan ikhlas menerimanya.
Cobaan menghampiri hidup kita, agar kita menjadi orang yang lebih sabar dan ikhlas untuk menghadapi segalanya,.
Mengeluh tidak akan memperbaiki keadaan dan juga jangan meratap, semua yang hilang darimu akan kembali dalam bentuk lain.
Dalam hidup, kadang kamu harus menerima bahwa tak semua harapan jadi kenyataan. Dan yang kamu butuhkan adalah keberanian untuk merelakan.
Apabila kita ridho pada sesuatu yang mengecewakan hati kita, maka percayalah Allah akan menggantikan kekecewaan itu dengan sesuatu yang tidak disangka.
Ikhlas, bukan melepaskan sesuatu dengan air mata tetapi bisa merelakan sesuatu dengan senyuman.
Merelakan bukan berarti menyerah, tapi menyadari bahwa ada hal yang tidak bisa dipaksakan." kiai syauqi tersenyum sambil menatap mas Mislam 
" monggo mas kopine mumpung belum dingin, sama ketan gorenge itu loh di makan " perintah kiai Syauqi pada mas Mislam 
Mas Mislam masih tertunduk dengan wajah lembab penuh air mata,. Kemudian ia mengangkat wajah dan mengambil gelas kopi untuk di minum.. Tak ada sedikitpun suara keluar dari mulutnya .. Ia diam membisu sekaan sedang memahami apa yang sudah di sampaikan kiai Syauqi
" kang mislam .... Bagi ahli dunia, kehidupan dunia  tampak indah dan menggiurkan, keindahannya memperdaya. Padahal keindahan yang tampak itu adalah hanyalah fatamorgana belaka. Tidak dulu tidak sekarang manusia mudah sekali terperdaya, tidak orang Alim tidak juga orang awam.
Allah menguji Manusia dengan dunia sebagai bentuk seleksi siapakah yang paling setia tidak tergiur dengan keindahan, kemewahan, dan kenyamanan semu dunia, yang nantinya akan di posisikan sebagai manusia yang paling utama dan di tempatkan pada surga Firdaus-Nya. Kemewahan, terpenuhi semua keinginan impian manusia, tak rela dengan kemiskinan, tidak terpenuhi kemauan tampak pada mata sebagai kehinaan. Manusia tidak sadar sedang dalam kefanaan dan kesemuan tipu daya dunia. Allah SWT dawuh: 
"Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.” (QS. Al-‘Ankabut 29: Ayat 64)

Kang sabar ya... Dunia ini lebih jelek daripada bangkai anak kambing yang cacat. Diriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu anhu :

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِالسُّوْقِ دَاخِلًا مِنْ بَعْضِ الْعَالِيَةِ وَالنَّاسُ كَنَفَتَهُ. فَمَرَّ بِجَدْيٍ أَسَكَّ مَيِّتٍ فَتَنَاوَلَهُ فَأَخَذَ بِأُذُنِهِ، ثُمَّ قَالَ: ))أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ؟ (( فَقَالُوْا: مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ؟ قال:((أَتُحِبُّوْنَ أَنَّهُ لَكُمْ؟ )) قَالُوْا: وَاللهِ لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا فِيْهِ، لِأَنَّهُ أَسَكُّ. فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ؟ فَقَالَ: (( فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ )).

Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melewati pasar sementara banyak orang berada di dekat Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau berjalan melewati bangkai anak kambing jantan yang kedua telinganya kecil. Sambil memegang telinganya Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa diantara kalian yang berkenan membeli ini seharga satu dirham?” Orang-orang berkata, “Kami sama sekali tidak tertarik kepadanya. Apa yang bisa kami perbuat dengannya?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kalian mau jika ini menjadi milik kalian?” Orang-orang berkata, “Demi Allah, kalau anak kambing jantan ini hidup, pasti ia cacat, karena kedua telinganya kecil, apalagi ia telah mati?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ

Demi Allah, sungguh, dunia itu lebih hina bagi Allah daripada bangkai anak kambing ini bagi kalian. (HR. Muslim, no. 2858 dan Ibnu Hibban, no. 4315-at-Ta’liqatul Hisan dari al-Mustaurid al-Fihri Radhiyallahu anhu)

Abu Sa’id Al Khudri mengisahkan, pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam naik ke mimbar lalu beliau berkhutbah, “Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian ialah keberkahan bumi yang akan Allah keluarkan untuk kalian.” Sebagian sahabat bertanya, “Apakah keberkahan bumi itu?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Perhiasan kehidupan dunia.” Selanjutnya seorang sahabat kembali bertanya: “Apakah kebaikan (perhiasan dunia) itu dapat mendatangkan kejelekan?” Mendengar pertanyaan itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi terdiam, sampai-sampai kami mengira bahwa beliau sedang menerima wahyu. Selanjutnya beliau menyeka peluh dari dahinya, lalu bersabda, “Manakah si penanya tadi?” Sahabat si penanya pun menyahut, “Inilah aku.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya,

لاَ يَأْتِى الْخَيْرُ إِلاَّ بِالْخَيْرِ ، إِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ ، وَإِنَّ كُلَّ مَا أَنْبَتَ الرَّبِيعُ يَقْتُلُ حَبَطًا أَوْ يُلِمُّ ، إِلاَّ آكِلَةَ الْخَضِرَةِ ، أَكَلَتْ حَتَّى إِذَا امْتَدَّتْ خَاصِرَتَاهَا اسْتَقْبَلَتِ الشَّمْسَ ، فَاجْتَرَّتْ وَثَلَطَتْ وَبَالَتْ ، ثُمَّ عَادَتْ فَأَكَلَتْ ، وَإِنَّ هَذَا الْمَالَ حُلْوَةٌ ، مَنْ أَخَذَهُ بِحَقِّهِ وَوَضَعَهُ فِى حَقِّهِ ، فَنِعْمَ الْمَعُونَةُ هُوَ ، وَمَنْ أَخَذَهُ بِغَيْرِ حَقِّهِ ، كَانَ الَّذِى يَأْكُلُ وَلاَ يَشْبَعُ

“Kebaikan itu tidaklah membuahkan/mendatangkan kecuali kebaikan. Sesungguhnya harta benda ini nampak hijau (indah) nan manis (menggiurkan). Sungguh perumpamaannya bagaikan rerumputan yang tumbuh di musim semi. Betapa banyak rerumputan yang tumbuh di musin semi menyebabkan binatang ternak mati kekenyangan hingga perutnya bengkak dan akhirnya mati atau hampir mati. Kecuali binatang yang memakan rumput hijau, ia makan hingga ketika perutnya telah penuh, ia segera menghadap ke arah matahari, lalu memamahnya kembali, kemudian ia berhasil membuang kotorannya dengan mudah dan juga kencing. Untuk selanjutnya kembali makan, demikianlah seterusnya. Dan sesungguhnya harta benda ini terasa manis. Barang siapa yang mengambilnya dengan cara yang benar dan membelanjakannya dengan benar pula, maka ia adalah sebaik-baik bekal. Sedangkan barang siapa yang mengumpulkannya dengan cara yang tidak benar, maka ia bagaikan binatang yang makan rerumputan akan tetapi ia tidak pernah merasa kenyang, (hingga akhirnya ia pun celaka karenanya).” (HR. Bukhari no. 6427 dan Muslim no. 1052).

Rasulullah saw, bersabda : “Bersegeralah melakukan amal-amal shaleh, karena akan datang fitnah seperti malam yang gelap gulita. Pada pagi hari seseorang masih mukmin, tapi sorenya sudah menjadi kafir, atau pada sore hari ia mukmin dan pada keesokan harinya ia menjadi kafir. Ia menjual agamanya demi mendapat harta dunia”. (HR.Muslim) 

... Kang Mislam,.  saya akan ceritakan kisah nyata pada zaman Rasulullah SAW, pada zaman awal islam ada Seorang penyair kenamaan dari najd sekarang suadi, bernama Al-A'sya, ia mendengar kabar tentang Nabi Muhammad SAW dan dia mengaguminya. pada suatu kesempatan dia meninggalkan Najd dengan tujuan ingin menemui Rasulullah, ia ingin memuji Rasul dengan bait-bait sya'ir yg telah ia karang sebelumnya dan menyatakan niatnya untuk masuk Islam. Di tengah perjalanan ia bertemu Abu Sufyan yang menawarkan seratus unta dengan syarat Al-A'sya tidak melanjutkan perjalanannya dan kembali kerumahnya. Penyair itu pun mengambil unta-unta itu dan kemudian pulang. Dia pulang dengan menunggang salah satu unta itu. Tiba-tiba unta itu melemparkannya hingga ia jatuh tersungkur, lehernya patah, dan mati dengan kegagalan mendapatkan agama dan kekayaan jiwa.

kang Mislam,..Bersyukurlah kita yang hari ini masih memegang kuat bendera syariat Islam yang pernah di kibarkan oleh Rasulullah saw. Dan semoga Allah memberi kekuatan untuk terus memegangnya hingga ruh lepas dari jasad.
Jika yang menghidupkan, yang mematikan, dan yang memberi rizki itu adalah Allah. Lalu, mengapa harus ada rasa taakut kepada sesama,...?? tidak ushalah mengeluh menurut hemat saya, yang membuat kesuntukan, kegusaran, kegalauan dan keresahan itu adalah sikap bergantung kepada orang lain, keinginan mencari simpati mereka, keinginan untuk ingin selalu di puji, dan keinginan untuk agar tidak di cela. Padahal ini merupakan kelemahan dalam membangun jiwa yang bertauhid." 
Kang Mislam, banyaklah baca doa yang Nabi ajarkan yaitu:
Allahumma inna na'udzubika minal hammi wal hazan wa na'udzubika minal 'ajzi wal kasali wa na'udzubika min gholabatid daini wa qahrir rijal.
"Ya Allah, kami berlindung kpd-Mu dr rasa gundah & sedih, kami berlindung dari sikap lemah dan malas, kami berlindung dar sikap kikir, pengecut, dari tekanan hutang dan kejahatan orang-orang yang jahat."

Hakikat kekayaan bukanlah di saat melimpahnya harta, akan tetapi karunia yang di sambut hati dengan penuh rasa syukur.
Hakekat kekayaan bukanlah di saat kita mendapatkan harta melimpah, akan tetapi di saat hati kita tidak menginginkannya. Itulah kaya hati yang mebebaskan si faqir sekalipun di belenggu rasa miskin dan kekurangan." kiai Syauqi mengakhiri perkataanya 
Kemudian kang Mislam menghabiskan sisa kopi dan pamit pulang dengan wajah ceria 

Alhamdulillahi 'alas kulli hal...





Comments

Popular posts from this blog

Wali Malamatiyyah

Bait Syair Yang Terukir Di Gembok Makam Rasulullah SAW

Pemimpin Cerminan dari Rakyatnya