Sebagian Ilmu Ini Wajib Di Sembunyikan

Baca topik:
• Music Haram versi Jalaludin at-Rumi

Menyamapaikan ilmu adalah kewajiban setiap muslim. Dalam sebuah hadis dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ta'ala anhu, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
بلغوا عني ولو آية

Artinya: "Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat." (HR Bukhari)
Ilmu yang wajib di sampaikan adalah ilmu wajib, seperti akidah, shalat lima waktu, zakat, puasa, haji, dan hukum² syariat yang lain.
Namun perlu diketahui ada juga ilmu yang bagi pemiliknya wajib menyembunyikannya.

Abu Hurairah berkata :
”Aku menerima sekantung ilmu dari Rasulullah. Separuh kantung aku bagikan kepada kamu semua dan separuhnya lagi aku simpan buat aku sendiri . Karena jika yang separuh lagi itu aku bagikan juga, niscaya kalian akan mengkafirkanku dan menggantungku”
(Hr Bukhari).

Jadi ada ilmu dari Rasulullah yang dikhususkan bagi orang² tertentu saja karena kalau orang awam salah memahaminya akan menganggapnya kafir. Separuh kantung yang telah dibagikan dan harus diketahui kebanyakan orang adalah ilmu syariat. Sedangkan apa yang dikatakan Abu Hurairah tentang “separuhnya lagi aku simpan buat aku sendiri karena jika yang separuh lagi itu aku bagikan juga , niscaya kalian akan mengkafirkanku dan menggantungku” adalah tentang ilmu hakikat dan makrifat
Sebenarnya semenjak Rasulullah "belum diangkat menjadi Nabi", bahkan ketika beliau baru lahir dari rahim ibu mulia Aminah. Irhas (kejadian luar biasa yang Allah berikan kepada calon Nabi dan Rasul) kerap muncul dari diri Muhammad kerap ditemukan oleh orang awam sampai para ahli dari pendeta Nasrani seperti kisah pendeta Bukhairo. Banyak cacatan² sejarah mutawatir menjelaskan tentang hal-hal diluar akal manusia normal. Hanya saja ilmu semacam mukjizat dan karomah ini tidak akan bisa diyakini 100% kecuali oleh mereka yang merasakannya melalui tahapan² riyadoh yang panjang.
Ada segelitir orang yang mengikuti ajaran sekte wahabi menafikkan adanya karomah yang dimiliki para waliyullah. Alasan utama wahabi menolak adanya karomah dari para WALI ALLAH adalah karena hal-hal yang bersifat mistis seperti karomah para wali itu tidak ada dizaman Nabi dan sahabat, seandainya ada maka pasti Nabi dan sahabat-sahabatnya akan menyuruh umatnya melakukan hal yang sama. Dengan demikian apa yang ditampakkan oleh para wali berupa keistimewaaan karomah pasca Nabi dan sahabatnya adalah sebuah kesesatan yang tidak pernah diajarkan dalam syareat Islam.
Sengaja atau tidak, klaim sesat dan istilah karomah setan dari kubu wahabi adalah penghakiman sepihak dari mereka yang melihat islam hanya dari kulit luar saja, layaknya buah kelapa yang memiliki empat tahapan agar dapat melihat dan merasakan intisari dari air kelapa. Wahabi hanya sampai pada tingkatan mengupas kulit kelapa bagian paling luar saja dan tidak membuka tabir-tabir kulit berikutnya.
Perlu adanya kajian khusus bagi mereka terkait pendalaman Islam, Iman dan Ihsan. Syariat, thoriqot dan Hakikat yang diajarkan Rasulullah kepada para sahabatnya. Walaupun kenyataannya mayoritas muslim dunia hanya mengenal Islam sebatas pada sisi syariat saja karena ulama yang membimbing kepada thoriqot dan hakikat sangat langka apalagi di era sekarang.
Dunia seperitual adalah dunia "rasa". Setiap orang tidak akan mengimani itu kecuali merasakan dan melihatnya langsung dengan mata lahir, mata batin, jiwa, akal dan fikirannya sendiri. Dan ini sering dikait-kaitkan Wahabi dengan istilah bid’ah.
Para pngikut sekte Wahabi beranggapan, "manusia tidak akan bisa mencapai penglihatan ghaib dengan bacaan dzikir apapun walaupun dari seorang muslim yang soleh dan istiqomah! Karenanya Karomah wali adalah Sesat dan khurofat. mereka mengaggapnya sebagai talbisul iblis.
Sementara para praktisi dunia Sufi Imam Junaid melihat masalah ini dengan bijak dan netral : “Apabila kalian melihat seseorang berjalan di atas air atau terbang di udara maka janganlah mempercayainya dan tertipu dengannya sampai kalian mengetahui bagaimana dia dalam mengikuti Rasulullah, intinya Sunnah sebagai timbangan dari karomah² wali tersebut, apakah wali Allah atau wali setan?
Bagaimana mungkin orang yang mencapai derajat istiqomah tertinggi dan merasakan kelezatan ibadah secara utuh hanya karena Ridlho-NYa disamakan dengan orang yang ibadahnya hanya takut kepada neraka dan menginginkan surga saja.
Wahabi sangat dangkal mengaku ikut salafus shalih (sahabat, tabi'in, tabi'ut) namun menafik-kan karomah para salaf asli. Padahal karomah tentang mengetahui hal-hal ghaib bagi para sahabt adalah hal yg sangat lumrah. Bahkan nabi memiliki sahabat khusus yang bisa membedakan mana orang munafik dan tidak, adalah Hudzaifah bin Yaman. Para khulafaurrasyidin dan pemilik gelar siddiqiyyah Kubro (gelar derajat paling mulia setelah nabi) Abu Bakkar Assiddiq. Beliau memiliki segudang karomah yg tidak dimiliki oleh sahabat² lainnya. Umar pun demikian, Ali bin Abi Thalib masyhur bisa mendengar percakapan Malaikat qubur ketika mendatangi Umar, Utsman bin Affan yang bisa tahu orang telah berzina hanya dari melihat mata lawan bicaranya dan karomah sahabat lainya sampai karomah para imam Madzhab.
Apa para pengikut wahabi tidak membaca sejarah dalam kitab² sirah dan hadis² tentang kemuliaan para sahabat. Tarikh² karomah para ulama mereka sangat nyata dan itu muncul karena keistiqomahan yang secara ketat mengikuti alur hidup Rasulullah Saw.
Mukjizat, karomah, maunah, irhas adalah sebuah anugrah Allah dan keniscayaan yang senantiasa hadir dari jiwa-jiwa seorang muslim yg taat. Barang siapa mengingkari semua keitimewaan tersebut maka sebenarnya ia mengkafiri Keistimewaan anugrah Allah swt pada hambanya.
Dalam redaksi ruwayat lain, Abu Hurairah berkata : "Aku telah hafal dari Rasulillah dua macam ilmu, pertama ialah ilmu yg aku dianjurkan untuk menyebarluaskan kepada sekalian manusia yaitu Ilmu Syariat. Dan yang kedua ialah ilmu yang aku tidak diperintahkan untuk menyebarluaskan kepada manusia yaitu Ilmu yang seperti “Hai’atil Maknun”. Maka apabila ilmu ini aku sebarluaskan niscaya engkau sekalian memotong leherku (engkau menghalalkan darahku).
(Hr Thabrani)
Rasulullah menggambarkan Ilmu hakikat dan makrifat itu sebagai “Haiatul Maknun (Perhiasan yang sangat indah)”.
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya sebagian ilmu itu ada yang diumpamakan seperti perhiasan yang indah dan selalu tersimpan yang tidak ada seorangpun mengetahui kecuali para Ulama Allah. Ketika mereka menerangkannya maka tidak ada yg mengingkari kecuali orang² yang biasa lupa (tidak berzikir kepada Allah)”
Hadist di atas sangat jelas jadi tidak perlu diuraikan lagi, dengan demikian barulah kita sadar kenapa banyak orang yang tidak senang dengan Ilmu Thariqat, Hakikat dan Makrifat. Karena ilmu itu memang amat rahasia, Sahabat Nabi saja tidak diizinkan untuk disampaikan secara umum, karena ilmu itu harus diturunkan dan mendapat izin dari Nabi, dari Nabi izin itu diteruskan kepada Khalifah nya terus kepada para Aulia Allah sampai saat sekarang ini.
ألا إن أَوليآء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون
Ala inna auliya 'allahi la khaufun 'alaihim wa la hum yahzanun
"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati".
Karenanya orang yang memusuhi para wali Allah, sejatinya tengah mengobarkan perang dengan Allah. Ini sebagaimana petikan hadits qudsi yg dapat ditemukan dalam sahih Bukhari yang berbunyi, Allah berfirman :
"Siapa yg memusuhi wali-Ku, maka aku umumkan perang kepadanya,"
(Fathul bari).
Parahnya para pngikut wahabi mengunakan qoul para waliyullah baik dari kalangan Sahabat maupun ulama muktabar, akan tetapi mereka tdk percaya akan karomah yang dikaruniakan الله kepada orang² shalih.
Masyhur dari kalangan sekte wahabi tidak ada tokoh²nya yang mencapai derajat wali bahkan panutan mereka abdulah bin wahab sekalipun.

Wallahua'lam

Comments

Popular posts from this blog

Wali Malamatiyyah

Bait Syair Yang Terukir Di Gembok Makam Rasulullah SAW

Pemimpin Cerminan dari Rakyatnya