Mengenal Empat Dimensi Alam Bagian 2


Alam bagian 2

Didalam mengkaji perjalanan pengembaraan diri, dari tidak sadar kepada kesadaran akan Allah SWT,..saya mendapat suatu gambaran perihal,..pen Tajali-an Maha Pencipta dari satu alam (tingkatan/Martabat ) ke alam (tingkatan/Martabat) lainnya melalui tahapan berikut :
1. Ahadah - Alam Lahut - Martabat Dzat
2. Wahdah - Alam Jabarut - Martabat Sifat
3. Wahdiah - Alam Wahdiah - Martabat Asma
4. Roh - Alam Malakut - Martabat Af’al
5. Misal - Alam Bapa
6. Ijsan - Alam Ibu
7. Insan - Alam Nyata/Syahadah.

Tahapan antara alam Naasut dan alam Malakut adalah Syariat.
Tahapan antara alam Malakut dan Jabarut adalah Tarekat.
Tahapan antara alam Jabarut dan alam Lahut adalah Hakekat.
(Maksudnya : Alam Naasut = Alam Manusia, Alam Malakut = Alam Roh, Alam Jabarut = Alam Gaib, Alam Lahut = Alam Gaibul Gaib).
Allah tidak pernah mewujudkan Diri-Nya dalam sesuatu apapun sebagaimana perwujudanNya dalam Diri Manusia.
“Akulah Pencipta tempat, dan Aku tidak memiliki tempat. Aku Ciptakan Malaikat dari Cahaya Manusia, dan Aku Ciptakan Manusia dari cahayaKu. Aku Jadikan manusia sebagai kendaraanKu, dan Aku jadikan seluruh isi alam sebagai kendaraan bagi manusia” Betapa indahnya Aku sebagai Pencari! dan Betapa indahnya manusia sebagai yang dicari! Betapa indahnya manusia sebagai pengendara, dan betapa indahnya alam sebagai kendaraan baginya.
(Maksudnya : Allah swt, sebagai pencari sarana, memilih manusia(makhluk yang paling mulia) sebagai kendaraanNya. Betapa Agungnya Dia dan betapa terhormatnya manusia yang telah dipilihNya. Dan merupakan keagungan pula bagi Alam karena telah dijadikan oleh manusia sebagai kendaraan yang membawanya kepada tujuannya)

“Manusia adalah Rahasia-Ku dan Aku adalah Rahasianya”

(Maksudnya : Jika manusia menyadari kedudukannya di sisi-Ku, maka ia akan berucap pada setiap hembusan nafasnya, “Milik siapakah kekuasaan pada hari ini ?”)

(Maksudnya lagi : Jika manusia mengetahui secara hakiki betapa tinggi kedudukannya dan betapa dekat ia dengan Allah swt, maka ia akan merasa bahwa suatu saat nanti, Allah swt, akan memberikan kekuasaanNya kepadanya. Karena itulah ia akan senantiasa menanti, kapan saat penyerahan itu tiba, dengan kalimat : “Milik siapakah kekuasaan pada hari ini ?”)
Tidaklah manusia makan sesuatu, atau minum sesuatu, dan tidaklah ia berdiri atau duduk, berbicara atau diam, tidak pula ia melakukan suatu perbuatan, menuju sesuatu atau menjauhi sesuatu, kecuali Aku Ada di situ, Bersemayam dalam dirinya dan Menggerakkannya.

Tubuh manusia, Jiwanya, Hatinya, Ruhnya, Pendengarannya, Penglihatannya, Tangannya, Kakinya, dan Lidahnya, semua itu Aku Persembahkan kepadanya oleh Diri-Ku, untuk Diri-Ku. Dia tak lain adalah Aku, dan Aku Bukanlah selain dia.”

Laa Maujuda Illa Allah
Laa Maujuda Illallah (paling tidak artinya begini : Tidak ada yang wujud kecuali Allah)
Martabat Tujuh:
1. Ahadiyah
2. Wahdat
3. Wahidiyat
4. Alam Arwah
5. Alam Mitsal
6. Alam Ajsam
7. Alam Insan

Asal muasal kejadian segala sesuatu melewati ketujuh martabat di atas, asal kejadian tersebut juga melewati kandungan alam yang empat :
A. Lahut
B. Malakut
C. Jabarut
D. Nasut

Martabat dan alam yang dilewati adalah proses “TURUN” Bagaimana Proses “NAIK”?

Ibarat :
Seorang yang tidur, bagaimana awalnya tidur? darimana awalnya seorang tidur? tidur dimulai dari ujung kaki (hilang kesadaran di kaki)mengalir terus ke atas hingga sampailah ke kepala, jika sudah hilang kesadaran dikepala barulah dapat dikatakan SEMPURNA tidurnya.
Bagaimana seorang bagun dari tidurnya? darimana awal bangun tidur? mulai dari kepala mengalir (bangun) kesadaran hingga ke ujung kaki, (bila anda dalam hitungan detik ‘terbangun’ langsung berdiri, maka anda akan terjungkal, karena kaki anda masih tidur), jika sudah sampai di kaki, maka SEMPURNA lah anda dalam HIDUP dan berdoa’ “Segala puji bagi engkau Ya Allah, yang telah menghidupkan aku dari matiku”

La Maujuda Illa Allah
1. Merupakan hakekat Dzat mutlak yang kadim. Artinya; hakekat Dzat yang lebih dulu, yaitu Dzatullah, yang menjadi wahana alam Ahadiyat yang ada adalah pohon kehidupan yang berada dalam jagad yang sunyi senyap segalanya, dan belum ada sesuatu apapun.

2. hakekatnya cahaya, yang diakui sebagai tajalinya Dzat di dalam nukat gaib, sebagai sifatnya Atma, menyebabkan adanya alam Wahdat.

3. diakui sebagai rahsa Dzat, sebagai namaNya, menyebabkan adanya alam Wahadiyat
4. berasal dari nur muhammad, itulah hakekat Sukma yang diakui sebagai keadaan Dzat sebagai tabirnya Atma, menyebabkan adanya alam Arwah.

5. keadaan nur muhammad dan tempat berkumpulnya darah seluruhnya adalah hakekat angan-angan yang diakui sebagai bayangan Dzat, sebagai ikatannyaNya, menyebabkan adanya alam Mitsal.

6. hakekat Budi, diakui sebagai hiasannya Dzat, sebagai pintunya Atma, menyebabkan adanya alam Ajsam.

7. hakekat Jasad yang meliputi 5 warna yang bergerak , yang diakui sebagai Wahana Dzat, sebagai tempat Atma, menyebabkan adanya alam Insan Kamil.

Selanjutnya tentang Kenyataan dalam alam Hukmi ;
1. Alam Ruhiyah - alam nyawa
2. Alam Sirriyah - alam perwujudan budi (jasad) dan disinilah adanya 4 nafsu inti:
- Lawwamah cahayanya hitam disebut alam Nasut.
- Amarah cahayanya merah disebut alam Jabarut (antara lain khodam ada disini)
- Sufiah cahayanya kuning disebut alam Lahut.
- Muthmainah cahayanya putih disebut alam Malakut.
3. Alam Nurriyah - alam Cahaya.
4. Alam Uluhiyah - alam Ke-Tuhanan.

Kehilangan adalah merupakan Kesedihan
Beruntunglah bila kita tidak punya apa-apa, karena kita tidak pernah Kehilangan apapun
1. Ahadiyah karena Allah sendirian, tiada awal, maka tiada dapat dihitung berapa lama Kesendirian-Nya itu, dan tiada kata pula pertanyaan ‘berapa lama?” (karena ‘lama’ adalah di dalam waktu, karena ‘Kesendirian Allah di atas waktu atau tiada berwaktu, jika berwaktu maka ada start ber-awal dan ber-akhir, mustahil bagi Allah mempunyai awal dan akhir)

2. Wahdat adalah Allah mencipta cukup mengatakan KUN, maka Kun yang pertama adalah CAHAYA yaitu NUR maka dikenal dengan NUR MUHAMMAD adalah “Muhammad fil Awwalin”.

Dari No.1 ke No.2, ‘tidak di dalam waktu’ karena jika di dalam waktu berarti Allah terkemudian berencana mencipta, datang suatu niat yang baru dari Allah untuk mencipta, mustahil bagi Allah berubah2 dari tiada niat menjadi ada niat mencipta.

Dari No.1 ke No.2, adalah hanya dalam ILMU, artinya hanya ‘klasifikasi dalam otak’ bukan ‘dalam kenyataan’ karena tidak ada jeda waktu, sebagai ilustrasi: bahwa terciptanya angka 1 sampai dengan angka 9 itu tiada jeda waktu, tidak lah angka 1 tercipta kemudian angka 2 tercipta semenit kemudian dst. Ada secara bersamaan tapi berpisah dan berbeda

La Maujuda Illa Allah

Taraqi (Mendaki)
1 Semua orang mengandalkan kemampuannya sendiri-sendiri baik mulai dari mengandalkan muka, suara, ilmu pengetahuan atau fisiknya untuk mendapatkan uang atau materi, jelas sudah bahwa kita selama ini disibukkan dengan urusan-urusan fisik sehingga makin tebal saja untuk dapat melihat Tuhan, maka dapat dikatakan kebanyakan manusia terhijab pandangannya untuk melihat Tuhan oleh dinding yang paling Luar atau alam Ajsam ini.

2. Manusia adalah makhluk yang berjiwa dan diberikan akal dan hatinya sehingga lebih maju daripada manusia yang sekedar mengandalkan fisik saja, namun Tuhan memberikan akal dan hati inipun rupanya bertingkat2. Kerja akal yang paling bawah adalah ‘aql atau akal dalam al qur’an afalaa ta’qiluun. Kerja akal adalah memikirkan sesuatu yang bersifat kealaman, dan dgn akal ini akan ditemukan kebenaran dan kesalahan serta kebaikan dan keburukan dalam perspektif duniawi. Demikan juga kerja hati, ia memiliki beberapa tingkatan , yg terendah adalah qalb atau hati yang selalu berbolak-balik, kadang baik kadang buruk…dan orang yang biasa menggunakan ‘aql dan qalb ini cenderung akan serakah pada dunia. Inilah hijab yang lebih tipis dibanding dengan fisik. Lebih tinggi lagi bila manusia bisa mengaktifkan akal kedua yaitu fikr (Ta’ala afalaa tatafakkaruun) yang akhirnya dapat menjangkau hal-hal yang tak tampak di dunia ini. 

Islam diturunkan dengan membawa kabar gembira juga membawa peringatan kepada manusia tentang adanya siksa yang pedih di akhirat kelak. Kebanyakan manusia sulit untuk dapat mengenalTuhan secara sempurna, maka Rasulullaah Muhammad SAW Al Mustafa diutus memberikan jalan tengah agar mereka menyembah Tuhan sesuai kemampuannya, adanya sorga neraka adalah merupakan motivasi agar mereka menyembah Tuhan. Sayyidina Ali menyebut manusia seperti itu sebagai pedagang yaitu hanya menyembah Tuhan jika diancam dgn neraka dan dijanjikan sorga sebagai hadiah, dan dgn fikr-nya yang sudah terbuka lebih baik dari pada mereka yang masih terkungkung nafsu dan sudah memasuki pengenalan alam Mitsal.

3. Selanjutnya manusia diharapkan mengenal rohnya (nyawa), inilah nyawa yg membuat jasmani dan jiwa menjadi hidup, jasmani tidak akan dapat bergerak bila tida dapat perintah dari jiwa, dan jiwa tidak dapat memberi perintah pada gerakan jasmani jika tidak terdapat roh di dalamnya. Ketika sedag tidur, manusia tidak bergerak dan tidak merasakan sesuatu karena jiwanya keluar dari jasad, namun ia tetap dikatakan hidup karena rohnya masih ada dalam jasad. Dalam al Qur’an, Tuhan meniupkan roh manusia ini yang berasal dari roh-Nya. Roh berasal dari Tuhan secara langsung adapun jasmani hanyalah gambaran maya saja dan bisa enjadi penghalang bagi manusia yang tidak mampu menangkap rahasia diciptakannya jasmani tersebut. Mengenal Tuhanpun dapat dilakukan melalui jasmani dengan menganggapnya sebagai gambaran dari Wajah Tuhan, adapun Dzat sesungguhnya adalah dalam Rahsa, sedangkan jiwa adalah gambaran dari perbuatan, nama dan sifat Tuhan, sama seperti alam semesta ini juga sebagai tajaliNya.

Wallahu A'lam Bishowaab

Bersambung bagian 3...

Comments

Popular posts from this blog

Wali Malamatiyyah

Bait Syair Yang Terukir Di Gembok Makam Rasulullah SAW

Pemimpin Cerminan dari Rakyatnya