Membaca surat at-Taubah Tidak Pakai Basmalah

Topik penting untuk di baca:
• Pesan Untuk Calon Pemimpinmu

Sebagaimana yang sudah sama-sama kita ketahui, bahwa surah Al-Taubah atau al-Bara-ah, penulisannya dalam mushaf tidak diawali dengan Basmalah. Sebabnya adalah para sahabat Radhiyallahu 'Anhum tidak menuliskannya di awalnya dalam mushaf. Mereka mengikuti Amirul Mukminin Utsman bin Affan Radhiyallahu 'Anhu. Al-Tirmidzi mengeluarkan satu riwayat dalam sunannya dengan sanad yang sampai kepada Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma, yang mempertanyakan kepada Utsman bin Affan tentang latar belakang keputusannya menggandengkan Al-Anfal (padahal ia termasuk jenis al-Matsani, -ayatnya kurang dari seratus-) dan mempelakukan Bara'ah (padahal ia bagian dari Mi-uun, -jumlah ayatnya seratus lebih-) tanpa memberikan pembatas "Bismillahirrahmanirrahim" pada keduanya, dan meletakkannya pada Sab'un Thiwal (tujuh surat yang paling panjang). "Apa yang sebab kalian melakukan itu?" tanyanya.

Lalu Utsman menjawab, "Adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pada suatu masa turun kepada beliau beberapa surat yang ayatnya banyak, maka apabila turun sesuatu kepada beliau maka beliau memanggil sebagian orang yang bertugas menuliskan wahyu, lalu beliau bersabda: "Letakkan ayat-ayat itu dalam surat yang disebutkan di dalamnya begini dan begitu." Apabila turun satu ayat kepada beliau maka bersabda, "Letakkan ayat ini di dalam surat yang di dalamnya disebutkan begini dan begitu." Dan adalah Al-Anfal termasuk bagian surat yang pertama-tama diturunkan di Madinah. Sedangkan Bara'ah termasuk Al-Qur'an yang terakhir turun (di sana). Isinya (Bara'ah) mirip dengan isi Al-Anfal, maka aku mengira bahwa Bara'ah bagian dari Anfal. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam wafat dan belum sempat menjelaskan hal itu kepada kami. Oleh karena itu aku menggandengkan antara keduanya dan tidak menuliskan di antara keduanya Bismillahirrahmanirrahim. Lalu aku meletakkannya dalam bagian Sab' Thiwal."

Para ulama yang membidangi ilmu Ulum Al-Qur'an mengatakan: ﺃﺟﻤﻊ اﻟﻘﺮاء اﻟﻌﺸﺮﺓ ﻋﻠﻰ اﻹﺗﻴﺎﻥ ﺑﺎﻟﺒﺴﻤﻠﺔ ﻋﻨﺪ اﻻﺑﺘﺪاء ﺑﺄﻭﻝ ﻛﻞ ﺳﻮﺭﺓ ... ﻭﻫﺬا اﻟﺤﻜﻢ ﻋﺎﻡ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺳﻮﺭﺓ ﻣﻦ ﺳﻮﺭ اﻟﻘﺮﺁﻥ ﺇﻻ ﺑﺮاءﺓ ﻓﻼ ﺧﻼﻑ ﺑﻴﻨﻬﻢ ﻓﻲ ﺗﺮﻙ اﻟﺒﺴﻤﻠﺔ ﻋﻨﺪ اﻻﺑﺘﺪاء ﺑﻬﺎ. Imam 10 di bidang ilmu Qira'ah telah sepakat untuk membaca Bismillah ketika mengawali tiap-tiap Surat... Hukum ini berlaku untuk semua Surat dalam Al-Qur'an kecuali Surat Bara'ah (At-Taubah). Tidak ada perbedaan dalam meninggalkan bacaan Bismillah ketika mengawali membaca surat ini ﻭاﺧﺘﻠﻔﻮا ﻓﻲ ﺣﻜﻢ اﻹﺗﻴﺎﻥ ﺑﻬﺎ؛ ﻓﺬﻫﺐ اﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﻭاﻟﺨﻄﻴﺐ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ اﻟﺒﺴﻤﻠﺔ ﺗﺤﺮﻡ ﻓﻲ ﺃﻭﻟﻬﺎ ﻭﺗﻜﺮﻩ ﻓﻲ ﺃﺛﻨﺎﺋﻬﺎ. Ulama berbeda pendapat soal membaca Bismillah saat mengawali membaca surat At-Taubah. Menurut Ibnu Hajar dan Al-Khatib hukumnya adalah haram jika dibaca di permulaan surat dan makruh jika dibaca pada pertengahan surat ﻭﺫﻫﺐ اﻟﺮﻣﻠﻲ ﻭﻣﺸﺎﻳﻌﻮﻩ ﺇﻟﻰ ﺃﻧﻬﺎ ﺗﻜﺮﻩ ﻓﻲ ﺃﻭﻟﻬﺎ ﻭﺗﺴﻦ ﻓﻲ ﺃﺛﻨﺎﺋﻬﺎ ﻛﻤﺎ ﺗﺴﻦ ﻓﻲ ﺃﺛﻨﺎء ﻏﻴﺮﻫﺎ. Menurut Ar-Ramli dan yang sependapat hukumnya makruh membaca Bismillah di awal surat dan dianjurkan membaca Bismillah di pertengahan surat seperti pada surat yang lain (Al-Budur Az-Zahirah, 1/13) Mengapa Surat At-Taubah tidak ada Basmalah baik secara tulisan atau bacaan? Para ulama kita menjelaskan dengan 2 riwayat: 1. Dari Sayidina Utsman ﻭﻗﺒﺾ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﻟﻢ ﻳﺒﻴﻦ ﻟﻨﺎ ﺃﻧﻬﺎ ﻣﻨﻬﺎ ﻓﻤﻦ ﺃﺟﻞ ﺫﻟﻚ ﻗﺮﻧﺖ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻭﻟﻢ ﺃﻛﺘﺐ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﺳﻄﺮ ﺑﺴﻢ اﻟﻠﻪ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ ﻭﻭﺿﻌﺘﻬﺎ ﻓﻲ اﻟﺴﺒﻊ اﻟﻄﻮاﻝ Ketika Rasulullah shalallahu alaihi wasallam wafat dan tidak menjelaskan kepada kami apakah At-Taubah termasuk dalam Surat Al-Anfal atau tidak, maka kami menyandingkan keduanya dan tidak saya tulis diantara keduanya redaksi Bismillah. Saya meletakkan At-Taubah pada 7 Surat yang panjang-panjang (HR Al-Hakim, Tirmidzi dan lainnya) 2. Dari Sayidina Ali ﻗﺎﻝ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﺳﺄﻟﺖ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻃﺎﻟﺐ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ: ﻟﻢ ﻟﻢ ﺗﻜﺘﺐ ﻓﻲ ﺑﺮاءﺓ ﺑﺴﻢ اﻟﻠﻪ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ؟ ﻗﺎﻝ: ﻷﻥ «ﺑﺴﻢ اﻟﻠﻪ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ ﺃﻣﺎﻥ ﻭﺑﺮاءﺓ ﻧﺰﻟﺖ ﺑﺎﻟﺴﻴﻒ، ﻟﻴﺲ ﻓﻴﻬﺎ ﺃﻣﺎﻥ» Abdullah bin Abbas bertanya kepada Ali bin Abi Thalib: "Mengapa dalam Surat At-Taubah tidak ada Bismillah?" Ali menjawab: "Bismillah adalah pemberian keamanan. Sedangkan Surat At-Taubah adalah perintah perang dengan pedang, maka tidak ada keamanan di dalamnya" (Riwayat Al-Hakim)

Wallahua'lam
Topik penting lain untuk dibaca:

Comments

Popular posts from this blog

Wali Malamatiyyah

Bait Syair Yang Terukir Di Gembok Makam Rasulullah SAW

Pemimpin Cerminan dari Rakyatnya