Kenali Calon Pemimpin-Mu

Topik penting:


Dalam agama Islam, menjadi seorang pemimpin bukanlah sesuatu yang ringan. Mereka harus menjadi sosok yang mengayomi dan melayani rakyatnya. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Umar bin Khattab, "Sayyidul qaumi khadimuhum" yakni pemimpin adalah pelayan bagi yang dipimpinnya.

Tak hanya diadili di dunia, pertanggungjawaban seorang pemimpin juga akan dilakukan di akhirat. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim disebutkan, Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang diangkat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah haramkan surga baginya."

Dalam hadits lain disebutkan, "Siapapun pemimpin yang menipu rakyatnya, maka neraka tempatnya," (Riwayat Ahmad). Beratnya menjadi seorang pemimpin membuat Rasulullah beberapa kali memberikan pesan kepada para pemimpin dan pejabat.

Ada pertanyaan dari seseorang Mengapa kita harus memilih pemimpin? Apa lagi di kalangan pemuda dan perantau yang sedang bekerja atau sedang belajar terkadang mereka tidak pulang ke kampung halaman kemudian di abaikan esensi demokrasi yang menganggap hanya kepentingan elit politik saja, tanpa memutar balik keuntungan yang di dapatkan setelah melibatkan diri sebagai pemilih. Memilih pemimpin adalah untuk menentukan masa depan baik berupa masa depan diri sendiri maupun daerah kita masing-masing, dengan memilih orang yang mempunyai kapasitas dan mampu membuat daerah masing-masing lebih maju. tidak didominasi oleh pengangguran, kemiskinan dan kebodohan. Apabila tidak melibatkan diri sebagai pemilih mungkinkah terwujud harapan perubahan yang positif di daerah kita ini? Maka perlunya partisipasi masyarakat melibatkan diri sebagai pengawal yang bersih dan akuntabel dalam memilih pemimpin pada pilkada nanti.
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin jilid 3 menjelaskan bahwa hakikat dari seorang pemimpin adalah pengaruh yaitu sejauh mana ia disegani dan dicintai oleh rakyat dengan hati yang iklhas. Rakyat perlu teliti dan jeli dalam memilih calon pemimpin tidak hanya melihat popularitas yang dibangun-bangun oleh sekelompok orang maupun yang diagung-agungkan oleh media massa sehingga jadi terkenal. Mengenal visi dan misi serta latar belakang seorang calon pemimpin itu lebih penting dari pada melihat dari partai mana dia maju sebagai kandidat pemimpin.

Undang-undang telah menjamin warga Negaranya untuk menentukan calon pemimpin selama lima tahun yang akan membawa perubahan taraf kehidupan bangsa. Ketika hak pilih diabaikan maka kita telah kehilangan kesempatan untuk memperbaiki kehidupan bangsa yang ujungnya berakibat kepada kita sendiri. Jika setiap orang menjadi pemilih yang cerdas, secara tidak lansung kita telah menolak pemimpin yang salah.
Sebagai negara yang menganut sitem demokrasi, rakyat mempunyai hak penuh untuk memilih pemimpin serta wakil rakyatnya dalam setiap pemilu. Memanfaatkan kesempatan memilih sebaik mungkin karena pemimpin lahir dari tangan rakyat yang memberi akibat baik dan buruknya pula kepada rakyat sendiri. Jangan pernah mengabaikan kesempatan untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat yang baik, mungkin saja satu suara kita akan memenangkan pemimpin adil yang selalu memegang teguh jabatannya sesuai ketentuan Allah dan hukum positif yang berlaku. Ketika itu terjadi, pemimpin tersebut akan menjadikan jabatannya sebagai jalan dakwah, menghidupkan syiar-syiar Islam yang telah padam, sehingga pahalanya akan kita petik bersama sebagai orang yang telah ikut memilihnya.
Tidak lama lagi kita akan memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin yang akan menjadi imamah di tengah-tengah masyarakat dan menahkodai segenap tugas, mengemban amanah sebagai pasangan yang terpilih serta mengelola berbagai kebijakan program pro rakyat sehingga berdampak terhadap yang di pimpin nya baik itu positif maupun negatif. Kehancuran dan pembangunan sebenarnya ada pada tangan rakyat. Pada pemilihan kepala daerah nanti merupakan saat yang menentukan nasib rakyat lima tahun ke depan, dengan menentukan pilihan pasangan, Bupati dan Wakil Bupati di daerah.

Sebagai manusia yang bertanggung jawab sudah tentu turut memberi partisipasi dalam memberi dukungan kepada pemimpin yang baik seagama seiman dan berpendidikan serta merakyat. Ikut serta memilih pemimpin melalui proses pertimbangan yang matang menentukan pilihan agar terwujud nya daerah yang makmur rakyat sejahtera ini merupakan bentuk nyata dalam memberikan perhatian terhadap kondisi sosial secara universal. Perhatian yang kita berikan sebagai konsekuensi yang logis dalam perspektif Islam dilihat dari segi agama yang rahmatan lil ‘alamin. Partisipasi terhadap memilih pemimpin yang baik di indonesia sama hal nya dengan mengaplikasi sikap kasih sayang kepada sesama.

Dalam Islam telah diatur segala aspek kehidupan manusia bukan hanya berbicara tentang ritual saja tetapi menyangkut dengan tata cara hidup di dunia mulai dari ibadah, muamalah sampai kepada politik yaitu pemimpin negara. Karena kepemimpinan negara (imamah) merupakan alat untuk meneruskan misi kenabian guna memelihara agama dan mengatur kehidupan di dunia. Dengan ada nya pemimpin kondisi sosial umat manusia terpimpin ke arah yang lebih membangun dan berperadaban yang baik. Apabila masyarakat masih kurang perhatian dalam menentukan pemimpin dan melantik orang jahil (bodoh) sebagai pemimpin maka tunggulah kehancuran.
Sebagai umat Islam kita di tuntut agar sangat berhati-hati dalam memilih pemipin negara atau daerah, agar memperhatikan kapasitas ilmu pengetahuan nya kemudian keimanan juga merupakan syarat yang paling utama memilih sosok pemimpin. Apa bila seorang mempunyai ilmu pengetahuan akan tetapi tidak beriman sama dengan Nol besar dan kita gagal dalam menentukan pemimpin kita. Oleh karena itu Pilihlah pemimpin yang beriman seakidah dan memenuhi kriteria sebagaimana ketentuan Islam.

Kewajiban Memilih Pemimpin?

Memilih pemimpin yang beriman memang tidak disebutkan dalam rukun Islam maupun dalam rukun iman, tetapi sebagai umat muslim harus mengikuti seruan Nabi sebagai suri teladan dalam hidup. dan mengerjakan apa yang di sampaikan nya sebagai bentuk iman kita kepada Allah Swt . Tentang pemilihan pemimpin Rasulullah bersabda yang artinya: “Jika ada tiga orang bepergian, hendak nya mereka mengangkat salah seorang di antara mereka menjadi pemimpin nya.” (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah).
Hadits ini secara jelas memberikan gambaran betapa penting nya persoalan memilih pemimpin, Dalam kelompok yang sangat sedikit (kecil), Nabi memerintahkan umat muslim agar memilih dan mengangkat salah satu dari mereka menjadi pemimpin, apa lagi pada kelompok yang lebih besar dalam suatu Negara maupun suatu desa justru lebih sangat penting untuk menjadi pengarah dan mengatur setiap sendi problematika yang terjadi dalam masyarakat, oleh sebab itu kita harus memilih pemimpin.
Dari anjuran Nabi menjadi dalil harus memilih pemimpin dan dari kondisi sosial kita juga di tuntut oleh situasi agar menentukan pemimpin karena pemimpin kebutuhan dalam hidup kita. tanpa pemimpin kehidupan suatu kelompok manusia seperti berjalan di dalam gulap gulita tidak bisa melihat sesuatu yang di butuhkan dalam menempuh duniawi maupun ukhrawi, maka pemimpin sebagai penerang atau pelayan kemaslahatan umat. Dalam hadis lain Rasulullah juga mengatakan, “Tidak halal (dibenarkan) bagi tiga muslim yang berdiam disuatu tempat, kecuali apabila mereka memilih dan mengangkat salah satu di antara mereka sebagai pemimpin.” (HR Abu Daud)
Dalam Islam Pemimpin adalah suatu aspek yang sangat penting untuk di angkat. Hal demikian dapat dilihat dari ayat dan hadits Nabi Saw membahas tentang pemimpin. Kita dapat memakluminya dan bisa dimengerti Karena seorang pemimpin salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan umat manusia di permukaan bumi ini. Pada prinsipnya kedudukan manusia di dunia adalah sebagai pemimpin setidaknya pemipin keluarga, pemimpin diri sendiri dan memimpin umat manusia. Dan Allah menegaskan bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi. maka dari itu kita bertanggung jawab untuk mengolah, mengelola bumi dari kehancuran. Jika pemimpin yang kita pilih tidak mampu mengaplikasikan kepemimpinan nya dalam kehidupan masyarakat karena dilatar belakangi oleh keterbatasan ilmu pengetahuan dan iman cendrung akan terjadi nya kehancuran pada sebuah negara.
Pemimpin adalah kepercayaan rakyat yang mengurusi semua persoalaan di hadapi oleh rakyat dalam suatu daerah. dan sebagai pemimpin atau khalifah itu harus bertindak sebagai pengganti Nabi yang telah membawa Syari’at di tengah umat. Dengan tugas mengurusi agama dan kepemimpinan Dunia. Tugas agama yang dilaksanakan dengan kemampuan nya sebagai seorang pemimpin untuk menyampaikan kewajiban hukum Allah. Dan dilaksanakan oleh rakyat nya. Kemudian mengurusi kepentingan umum lain nya untuk peradaban umat manusia.

Empat Kriteria Pemimpin.

Sebelum memilih pemimpin tentu harus dilihat kepribadian sosok yang akan di angkat menjadi pemimpin. Dalam kitab al ahkam sulthoniyah halaman 39, disebutkan bahwa mengenali pemimpinnya nama dan keadaan dirinya itu wajib bagi semua manusia seperti kewajiban mengenal Allah dan Rasulnya.

Pertama calon pemimpin yang akan di pilih adalah mempunyai ilmu pengetahuan yang luas baik berupa ilmu agama dan ilmu umum lainnya, supaya mampu membentuk solidaritas dalam masyarakat dan mampu mengambil keputusan yang positif.

Kedua sosok pribadi yang seiman dan beriman kepada Allah Swt. Dengan adanya iman seorang pemimpin akan lebih hati-hati dalam memimpin karena yakin dan percaya kepemimpinannya akan di pertanggung jawabkan atas apa yang telah dipimpin olehnya di hadapan Allah pada hari pembalasan nanti. Seiman adalah kaum muslim yang seagama dengan kita dalam hal ini Allah Swt. berfirman dalam Aqur’an, Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali (pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah kami ingin mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” (QS: An Nisa: 144). Alqur’an telah memperjelaskan secara detil kepada umat manusia tentang kriteria yang bagaimana seharusnya di jadikan pemimpin.
Yang ketiga Adil dan amanah, pemimpin harus bersikap adil dan amanah di dalam mengambil segala keputusan. firman Allah Swt dalam Alqur’an “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebijakan, memberi kepada kamu kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (Q.S. An-Nahl: 16: 90). Kemudian Nabi juga bersabda. “Semua kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang suami pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang isteri pemimpin dan bertanggung jawab atas penggunaan harta suaminya. Seorang pelayan (pegawai) bertanggung jawab atas harta majikannya. Seorang anak bertanggung jawab atas penggunaan harta ayahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Pemimpin yang adil akan memutuskan sesuatu perkara sesuai dengan aturan perundang-undangan dan syariat serta bijak dalam mencermati aspek yang positif suatu gejala terhadap masyarakat sebagai akibat keputusan di ambilnya.
Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang dapat dipercaya jika suatu urusan diserahkan padanya akan dikerjakan dengan baik juga meliputi kecerdasan dia mempunyai integritas yang utuh dan menepati janji-janjinya bukan sekedar ucapan manis pada masa kampanye, namun sosok yang amanah demikian akan mewujudkan segala hal yang telah di ungkapkan melalui kebijakan-kebijakan yang adil dan dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat mengenai program di tawarkan. Maka kita perlu teliti dalam mengenali calon pemimpin, seseorang yang pernah berprilaku tidak amanah maka hindari untuk kita pilih. Pemimpin yang amanahlah yang di idam-idamkan semua kalangan masyarakat karena pemimpin yang mempunyai kesadaran bahwa kepemimpinannya itu adalah amanah dari Allah Swt.
Yang terakhir adalah jujur dalam menyampaikan kepada masyarakat dan memberi informasi melalui media yang mudah di akses oleh setiap masyarakat sehingga tidak ada kebijakan maupun perencanaan tertutupi dalam melakukan pelayanan yang besar kepada masayarakat selama membawa amanah kepemimpinan nya. Jika Pemimpin bersikap Jujur maka Rakyat pun Makmur. Itulah impian rakyat yang dibutuhkan pada zaman ini. Kejujuran seorang dalam memimpin sebuah daerah akan berdampak bermartabat pada aktivitas yang dilakukan. Sehingga kepercayaan yang telah diberikan oleh rakyat akan dijalankan dengan maksimal, ini menjadi harapan kita bersama
Memilih pemimpin dalam Islam adalah suatu hal yang signifikan untuk di utamakan dan sebagai kewajiban umat muslim dalam mengelola alam ini apabila pemimpin yang kita pilih tidak beriman dan seiman. Tidak Mempunyai ilmu pengetahuan, tidak Adil dan amanah, kemudian tidak jujur maka sama hal nya mengundang pemimpin yang merusak alam. Kerusakan alam bukan hanya ditinjau dari bencana tetapi perpecahan sesama umat Islam, dan bertambahnya rakyat miskin juga bagian dari kehancuran.

Dalam tulisan ini saya mengajak semua kalangan masyarakat untuk melibatkan diri sebagai peserta pemilih pada pemilukada ini nanti serta memahami setiap calon pemimpin harapan besar tidak ada lagi pembodohan oleh elit politik yang avonturir dan spekulan. Tentu ini harus dilakukan secara bersama dan dipelopori oleh masyarakat terdidik, tokoh masyarkat, pemuka agama, sehingga semakin kecil kemungkinan terjadinya pembodohan dalam masyarakat yang terpesona oleh bungkusan janji-janji konyol.

Semoga bermanfaat

Topik penting untuk di baca:






Comments

Popular posts from this blog

Wali Malamatiyyah

Bait Syair Yang Terukir Di Gembok Makam Rasulullah SAW

Pemimpin Cerminan dari Rakyatnya