Bid'ah kah Menghusukan Amalan Pada Malam Nisfu Sya'ban??

Baca juga • 
Penghususan ritual pada malam atau hari tertentu memang menjadi khilaf di antara para ulama. Hal ini  jangan lantas  membuat kita harus ingkar dan antipati menyesatkan pada yang pro dengan yang tidak kita ikuti.
Saya di kirimi foto nukilan pendapat yang membidahkan takhsis ibadah di malam nisyfu saban. Disini saya sedikit menyampaikan nukilan nukilan dari  para ulama yang melakukan takhsis ibadah walau  hal itu tidak di suruh maupun dicontohkan oleh Nabi saw.
Nah kemarin sudah kita bahas sedikit tentang dalil nisyfu syaban, dan dari kalangan wahabi ada jamaahnya mengakui kesahihan hadis malam Nishfu Sya'ban sekarang bergeser pada syubhat "Jangan menentukan amalan tertentu yang tidak ditentukan oleh Nabi di malam Nishfu Sya'ban".

Syekh Albani dalam kriteria Bidah menyebut salah satunya adalah menentukan amalan yang tidak ada ketentuan khusus dari Nabi. Sehingga pendapat Syekh Albani ini diikuti oleh Salafiyyun. Benarkah takhsis ini Bidah?

Mari kita lihat terlebih dahulu beberapa riwayat dari para Sahabat:

ﻓﻜﺎﻥ ﺃﻭﻝ ﻣﻦ ﺳﻦ اﻟﺮﻛﻌﺘﻴﻦ ﻋﻨﺪ اﻟﻘﺘﻞ ﻫﻮ أي خبيبا

Orang yang pertama kali melakukan salat 2 rakaat sebelum perang adalah Khubaib (Sahih Bukhari)

Nabi tidak pernah mengajarkan salat 2 rakaat sebelum perang, tapi sahabat Khubaib melakukannya, apa bukan bidah dan masuk neraka?

Jangan terkejut dulu sebab masih ada lagi sahabat Nabi yang mengkhususkan ibadah tapi tidak ditentukan oleh Nabi:

عَنْ أَبِى الْعَالِيَةِ قَالَ : رَأَيْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ يَسْجُدُ بَعْدَ وِتْرِهِ سَجْدَتَيْنِ .(رواه ابن ابي شيبة)

Abu al-Aliyah berkata: “Saya melihat Ibnu Abbas sujud 2 kali setelah salat witir” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah. Al-Hafidz Ibnu Hajar: Sanadnya sahih, Fath al-Bari 3/103)

Apa ada lagi? Mau minta berapa Sahabat yang mentakhsis ibadah? Ini saya berikan lagi nama Sahabat:

وَعَنِ ابْنِ سِيْرِيْنَ وَقَتَادَةَ أَنَّ ابْنَ مَسْعُوْدٍ كَانَ يُصَلِّي بَعْدَهَا أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ أَوْ ثَمَانٍ وَكَانَ لَا يُصَلِّي قَبْلَهَا. (رواه الطبراني في الكبير بأسانيد صحيحة إلا أنها مرسلة. مجمع الزوائد ومنبع الفوائد - ج 1 / ص 353)

“Diriwayatkan dari Ibnu Sirin dan Qatadah bahwa Ibnu Mas’ud salat setelah hari raya 4 atau 8 rakaat, dan ia tidak salat sebelum hari raya” (Riwayat Thabrani dalam al-Kabir, dengan sanad-sanad yang sahih, hanya saja sanadnya Mursal)

Kalau dari kalangan ulama Mujtahid apakah ada? 
Ada tidak yaa.. 
Imam Malik menentukan sendiri jumlah rakaat Tarawih:

وَذَكَرَ ابْنُ الْقَاسِمِ عَنْ مَالِكٍ أَنَّهُ كَانَ يَسْتَحْسِنُ سِتًّا وَثَلَاثِيْنَ رَكْعَةً وَالْوِتْرُ ثَلَاثٌ … وَذَكَرَ ابْنُ الْقَاسِمِ عَنْ مَالِكٍ أَنَّهُ اْلأَمْرُ الْقَدِيْمُ : يَعْنِي الْقِيَامَ بِسِتٍّ وَثَلَاثِيْنَ رَكْعَةً (بداية المجتهد - ج 1 / ص 312)

“Ibnu Qasim menyebutkan dari Imam Malik bahwa beliau menilai baik (salat Tarawih) 36 rakaat dan witir 3 rakaat… Ibnu Qasim menyebutkan dari Imam Malik bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang dahulu, yakni Tarawih 36 rakaat” (Bidayat al-Mujtahid, 1/312)

Masalah Takhsis ini memang khilafiyah antara ulama yang menerima dan yang tidak berkenan. Tapi selama masih dilakukan oleh ulama Madzhab yang memiliki otoritas dalam ijtihad tentu boleh. 

Bagaimana dengan Nishfu Sya'ban? Berikut uraian Syaikhul Islam mereka:

ﻗﺎﻝ اﻟﻤﺠﺪ اﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ: ﻟﻴﻠﺔ ﻧﺼﻒ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﺭﻭﻱ ﻓﻲ ﻓﻀﻠﻬﺎ ﻣﻦ اﻷﺧﺒﺎﺭ ﻭاﻵﺛﺎﺭ ﻣﺎ ﻳﻘﺘﻀﻲ ﺃﻧﻬﺎ ﻣﻔﻀﻠﺔ ﻭﻣﻦ اﻟﺴﻠﻒ ﻣﻦ ﺧﺼﻬﺎ ﺑﺎﻟﺼﻼﺓ ﻓﻴﻬﺎ

Syekh Ibnu Taimiyah berkata: "Berdasarkan riwayat hadis Nabi dan atsar ulama Salaf menunjukkan bahwa Nishfu Sya'ban memiliki keutamaan. Dari ulama Salaf ada yang mengkhususkan dengan salat di malam Nishfu Sya'ban" (Faidh Al-Qadir 2/316)

Berdasarkan pemaparan Syekh Ibnu Taimiyah ini kalau ada Salafi tapi tidak mau mengakui keutamaan Nishfu Sya'ban maka diragukan pengakuannya sebagai pengikut Salaf.

Semoga menambah pemahaman dan wawasan kita dalam beragama.
Tetap jaga ukhuwah dan kesantunan dalam hidup. Jangan lupa tetap ngopi hehe 

Wallahualam bishawaab
Baca juga:

Comments

Popular posts from this blog

Wali Malamatiyyah

Bait Syair Yang Terukir Di Gembok Makam Rasulullah SAW

Pemimpin Cerminan dari Rakyatnya