Akibat Hasutan Laurens Of Arabian
Banyak Ulama² terperdaya dan terhasut akibat dari pemotongan perkataan Salafusshalih, yang sengaja di pelesetkan oleh orang yang ingin menghancurkan islam. Hingga pada zaman ini akibatnya semakin merajalela para muhajirin baru anti dan bahkan mencela amaliah² yang berbau tasawuf, karena kebodohan yang tersetting oleh golongan yang selamanya tidak akan ridha dengan islam. Slogan keren dan suci yang membungkus kebusukan misi mereka mampu memperdaya para muhajirin baru( istilah saya wong gunung, untuk menyebut orang² yanh biasa menggunakan kata hijrah/udah lama islam tapi baru sadar,. Hehehe dan salah milih guru) slogan keren dan suci itu adalah " KEMBALI PADA ALQURAN DAN HADITS" , keren sekali dan sangat mempesona tapi memperdaya.
Nama yang tak asing lagi, yaitu salah satu perwira Yahudi Inggris yg bernama Edward Terrence Lawrence yg dikenal oleh ulama jazirah Arab sebagai Laurens Of Arabian.
Dia (Laurens) melakukan penyelidikan dimana letak kekuatan umat Islam ... dia (Laurens) berkesimpulan bahwa kekuatan umat Islam terletak kepada ketaatan dengan madzhab (bermazhab) dan istiqomah mengikuti thariqat² tasawuf.
Oleh karena itu, Laurens menghasut dan mengupah ulama² yang anti thariqat dan anti mazhab untuk menulis buku² yg menyerang thoriqot dan mazhab. Buku tersebut diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan dibiayai oleh pihak orientalis.
Cara ulama² yang anti tasawuf dan anti mazhab menghasut adalah me-motong² Firman Allah, Hadits Rasulullah, perkataan Ulama salafusshalih, seperti perkataan para Imam² madzhab.
Laurens berhasil menghasut mereka (ulama yang anti madzhab dan ulama² yang terhasut disaat itu) sehingga mereka merasa telah mengikuti pemahaman Salafusshalih namun kenyataannya mereka tidak lebih dari mengikuti pemahaman ulama² yang mengaku-aku mengikuti pemahaman Salafusshalih namun tidak bertalaqqi (mengaji) dengan Salafusshalih.
Mereka terhasut untuk meninggalkan pemahaman Imam Mazhab yg empat. Imam Mazhab yg empat telah disepakati oleh jumhur ulama sejak dahulu sampai sekarang sebagai pemimpin atau imam ijtihad umat islam (Imam Mujtahid Mutlak). Imam Mazhab empat bertalaqqi (mengaji) langsung dengan Salafusshalih. Imam Mazhab empat mengetahui dan mengikuti pemahaman Salafusahalih melalui lisannya Salafusshalih. Imam Mazhab empat melihat sendiri penerapan, perbuatan serta contoh nyata dari Salafusshalih.
Salah satu contoh Hasutan Yang Mereka Sebarkan :
Mereka menyampaikan (menghasut dengan memotong perkataan), bahwasanya Imam Al-Baihaqi meriwayatkan dengan sanadnya sampai Imam Syafi’i :
“Jika seorang belajar tasawuf di pagi hari, sebelum datang waktu dhuhur engkau akan dapati dia menjadi orang dungu.”
Perkataan Imam Syafi’i tersebut bersumber dari Manaqib Imam Syafi’i yang ditulis oleh Imam Baihaqi.
Di dalam kitab itu, Imam Syafi’i menyatakan, “Kalau seandainya seorang laki² mengamalkan tashawuf di awal siang, maka tidak tidak sampai kepadanya dhuhur kecuali ia menjadi kekurangan akal.” (Manaqib Imam As Syafi’i lil Imam Baihaqi)
Beliau juga menyatakan, ”Aku tidak mengetahui seorang sufi yg berakal, kecuali ia seorang Muslim yg khawwas.” (Manaqib Imam As Syafi’i lil Imam Baihaqi).
Dengan potongan fatwa yang mereka sebarkan tersebut ada golongan yang secara ter-gesa² menerima, menyimpulkan dari perkataan di atas bahwa Imam As Syafi’i mencela seluruh penganut sufi, tanpa mau melihat (mengkroscek) dari kitab aslinya.
Padahal tidaklah demikian kenyataannya, Imam Syafi’i hanya mencela mereka yang menisbatkan kepada tasawuf namun tidak benar² menjalankan ajarannya tersebut.
Dalam hal ini, Imam Baihaqi menjelaskan, ”Dan sesungguhnya yang dituju dengan perkataan itu adalah siapa yang masuk kepada ajaran sufi namun mencukupkan diri dengan sebutan daripada kandungannya, dan tulisan daripada hakikatnya, dan ia meninggalkan usaha dan membebankan kesusahannya kepada kaum Muslim, ia tidak perduli terhadap mereka serta tidak mengindahkan hak² mereka, dan tidak menyibukkan diri dengan ilmu dan ibadah, sebagaimana beliau sifatkan di kesempatan lain.” (Manaqib Imam Syafi’i lil Imam Al Baihaqi).
Sangat jelas, dari penjelasan Imam Al Baihaqi di atas, yang dicela Imam Syafi’i adalah para sufi yang hanya sebatas pengakuan dan tidak mengamalkan ajaran sufi yang sesungguhnya.
Imam Syafi’i juga menyatakan, ”Seorang sufi tidak menjadi sufi hingga ada pada dirinya empat perkara, malas, suka makan, suka tidur dan ber-lebih² an.” (Manaqib Imam Syafi’i lil Imam Al Baihaqi).
Imam Al Baihaqi menjelaskan maksud perkataan Imam As Syafi’i tersebut, ”Sesungguhnya yang beliau ingin cela adalah siapa dari mereka yang memiliki sifat ini. Adapun siapa yang bersih kesufiannya dengan benar² tawakkal kepada Allah Azza wa Jalla, dan menggunakan adab syariat dalam muamalahnya kepada Allah Azza wa Jalla dalam beribadah serta mummalah mereka dengan manusia dalam pergaulan, maka telah dikisahkan dari beliau (Imam As Syafi’i) bahwa beliau bergaul dengan mereka dan mengambil (ilmu) dari mereka.” (Manaqib Imam Syafi’i lil Imam Al Baihaqi).
Jadi jelaslah, bahwa Imam Baihaqi memahami bahwa Imam Syafi’i mengambil manfaat dari para sufi. Dan beliau menilai bahwa Imam Syafi’i mengeluarkan pernyataan di atas karena perilaku dari sebagian mereka yang hanya mengatas namakan sufi namun Imam Syafi’i menyaksikan dari mereka hal yang membuat beliau tidak suka. (Manaqib Imam Syafi’i lil Imam Al Baihaqi juz 2, halaman 207)
Bahkan Imam Syafi’i menasehatkan kita untuk menjalankan perkara syariat sebagaimana yang mereka sampaikan dalam kitab fikih sekaligus menjalankan tasawuf untuk mencapai muslim yang baik, muslim yang sholeh, muslim yang berakhlakul karimah atau muslim yang Ihsan.
Imam Syafi’i menyampaikan nasehat, ”Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya. Sesungguhnya demi Allah saya benar² ingin memberikan nasehat padamu. Orang yg hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mau menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelezatan taqwa. Sedangkan orang yg hanya menjalani tasawuf tapi tidak mau mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik (ihsan)?” (Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47).
Berikut nasehat Imam Malik bahwa menjalankan tasawuf agar manusia tidak rusak dan menjadi manusia berakhlak baik
Imam Malik menyampaikan nasehat,
“Dia yang sedang tasawuf tanpa mempelajari fiqih rusak keimanannya, sementara dia yang belajar fikih tanpa mengamalkan Tasawuf rusaklah dia, hanya dia siapa memadukan keduanya terjamin benar."
Imam Nawawi Rahimahullah berkata (pendapat beliau tentang Ilmu Tasawuf) :
أصول طريق التصوف خمسة :
~ تقوى الله في السر والعلانية
~ اتباع السنة في الأقوال والأفعال
~ الإِعراض عن الخلق في الإِقبال والإِدبار
~ الرضى عن الله في القليل والكثير
~ الرجوع إِلى الله في السراء والضراء
“Pokok² metode ajaran tasawwuf ada 5 :
1.Taqwa kepada Allah di dalam sepi maupun ramai.
2. Mengikuti sunnah di dalam ucapan & perbuatan.
3. Berpaling dari makhluk di dalam penghadapan maupun saat mundur
4. Ridho kepada Allah dari pemberian-Nya baik sedikit ataupun banyak.
5. Selalu kembali pada Alloh saat suka maupun duka."
(Risalah Al-Maqoshid fit Tauhid Wal Ibadah Wa Ushulut Tasawwuf halaman : 20, Imam Nawawi).
Beliau Al-Allamah al-Hafidz Ibnu Hajar al-Haitami berkata :
إياك أن تنتقد على السادة الصوفية : وينبغي للإنسان حيثُ أمكنه عدم الانتقاد على السادة الصوفية نفعنا الله بمعارفهم، وأفاض علينا بواسطة مَحبتَّنا لهم ما أفاض على خواصِّهم، ونظمنا في سلك أتباعهم، ومَنَّ علينا بسوابغ عوارفهم، أنْ يُسَلِّم لهم أحوالهم ما وجد لهم محملاً صحيحاً يُخْرِجهم عن ارتكاب المحرم، وقد شاهدنا من بالغ في الانتقاد عليهم، مع نوع تصعب فابتلاه الله بالانحطاط عن مرتبته وأزال عنه عوائد لطفه وأسرار حضرته، ثم أذاقه الهوان والذلِّة وردَّه إلى أسفل سافلين وابتلاه بكل علَّة ومحنة، فنعوذ بك اللهم من هذه القواصم المُرْهِقات والبواتر المهلكات، ونسألك أن تنظمنا في سلكهم القوي المتين، وأن تَمنَّ علينا بما مَننتَ عليهم حتى نكون من العارفين والأئمة المجتهدين إنك على كل شيء قدير وبالإجابة جدير.
“Ber-hati2 lah kamu dari menentang para ulama shufi. Dan sebaiknya bagi manusia sebisa mungkin untuk tidak menentang para ulama shufi, semoga Allah memberi manfaat keada kita dengan ma’rifat² mereka dan melimpahkan apa yang Allah limpahkan kepada orang² khususnya dengan perantara kecintaan kami pada mereka, menetapkan kita pada jalan pengikut mereka dan mencurahkan kita curahan² ilmu ma’rifat mereka. Hendaknya manusia menyerahkan apa yang mereka lihat dari keadaan para ulama shufi dengan kemungkinan² baik yang dapat mengeluarkan mereka dari melakukan perbuatan haram.
Kami sungguh telah menyaksikan orang yang sangat menentang ulama shufi, mereka para penentang itu mendapatkan ujian dari Allah dengan pencabutan derajatnya, dan Allah menghilangkan curahan kelembutan-Nya dan rahasia² kehadiran-Nya. Kemudian Allah menimpakan para penentang itu dengan kehinaan dan kerendahan dan mengembalikan mereka pada derajat terendah. Allah telah menguji mereka dengan semua penyakit dan cobaan . Maka kami berlindung kepada-Mu Yaa Allah dari hantaman² yang kami tidak sanggup menahannya dan dari tuduhan² yang membinasakan. Dan kami memohon agar engkau menetapi kami jalan mereka yang kuat, dan engkau anugerahkan kami apa yang telah engkau anugerahkan pada mereka sehingga kami menjadi orang yg mengenal Allah dan imam yang mujtahid, sesungguhnya Engkau maha mampu atas segala sesuatu dan maha layak untuk mengabulkan permohonan."
(Al-Fatawa Al-Haditsiyyah : 113, karya Imam Ibnu Hajar al-Haitami).
Wallahu a'lam bisshawaab
Comments
Post a Comment